TEHNIK THINK-PAIR-SHARE (TPS)PENUMBUH MATIVASI PADA MATA PELAJARAN IPS
Oleh:
RASI WIDIASARI,SUTRISNO, SURYATI, SERIANA
- Pendahuluan
Guru adalah salah satu komponen sumber daya
manusia dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru
merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan harus bereran serta secara aktif
dan menempatkan kediudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan
tuntutan masyarakat, khususnya bertanggung jawab untuk membawa siswanya pada
suatu kedewasaan. Disamping itu guru memiliki peranan sebagai motivator dalam
rangka meningkatkan kegairahan dan perkembangan kegiatan belajar mengajar.
Bagi siswa memotivasi belajar sangat
penting untuk ditingkatkan, karena dengan adanya motivasai maka siswa akan
lebih mempersiapkan dirinya dalam proses belajar mengajar. Siswa akan menjadi
sadar bahwa ia harus dapat mencapai tujuan belajarnya yatu mendapatkan hasil
yang maksimal. Disamping itu, melalui motivasi siswa dapat mengarahkan kegiatan
belajarnya dan lebih meningkatkan semangat didalam belajarnya.
Motivasi dibagi atas dua jenis, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dari setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh orang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruhnya atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Sedangkan motivasi
ektrinsik adalah motif-motif yang aktif fungsinya karena adaanya perangsang
dari luar. Sebagai contoh seorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh orangtua
atau temannya. Jadi yang penting bukan belajar ingin mengetahui sesuatu tetapi
ingin mendapatkan nilai yang baik agar mendapat hadiah.
Di dalam kegiatan belaja peran motivasi
baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dalam
mengembangkan aktifitas dan inisiatif dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan tindakan belajar. Sedangkan keberhailan dalam, proses
belajar mengajar dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor dari siswa dan factor
dari guru. Faktor dari siswa , keberhasilan proses belajar mengajar tercermin
dari prestasi yang dicapai oleh siswa itu sendiri. Potensi yang dimiliki
meliputi kemampuan awal dari materi yang dipelajarinya, motivasi siswa untuk
belajar, aktivitas siswa dalam belajar, sarana penunjang yang dimiliki oleh
guru tersebut. Potensi yang dimiliki meliputi kemampuan guru dalam menguasai
materi yang akan disampaikan, memilih dan menggerakkan model pembelajaran
ataupun metode mengajar yang sanggup serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh guru dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif bagi siswa dapat membentuk sikap saling ketergantungan
positif, hal ini merupakan tanggungjawab individu sekaligus kelompok, secara
sadar dapat menciptakan interaksi silih asah melalui interaksi siswa dengan
siswa lainnya atau antara siswa denagn guru sehingga mampu mengembangkan pola
pikir yang baik.
Dengan demikian pembelajaran koopreatif
dapat melatih siswa untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi melalui
diskusi kelompok dan dapat meningkatkan ketrampilan berpikir siswa baik secara
individu maupun kelompok.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa
tehnik, salah satunya adalah pemebaljaran koopreratif tehnik Think-Pair-Share
(TPS), Muslimin Ibrahim, dkk (2000:26) menyatakan, “Think-Pair-Share (TPS)
adalah pembelajaran yang memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa waktu untuk lebih banyak berpikir, menjawab dan saling
membantu satu sama lain. Denagn denmikian pembelajaran kooperatif tehnik
Think-Pare-Share (TPS) sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi, maka dapat
disimpulkan bahwa rendahnya motivasi belajar kelas IX pada mata pelajaran IPS disebabkan karena kurang aktifnya siswa
dalam belajar. Kurang aktifya siswa dalam belajar ini dapat dilihat dari
ketidak seriusan siswa mengokuti proses belajar. Masih banyak siswa yang saling
berbicara keluar masuk kelas dan bahkan ada yang mengantuk didalam kelas pada
saat guru sedang menjelaskan mata pelajaran
di depan kelas. Selain itu, penyebab lain adalah metoode yang digunakan
guru kurang bervariasi dalam mengajar. Guru masih mengunakan metode
konvensional yaitu guru masih mendominasai dalam kegiatan belajar denagn
menggunakan metode ceramah dan latihan serta siswa lainnya hanya sebagai
pendengar informasi dari guru.
.
- Pengertian motivasi belajar
1.
Motivasi belajar
Menurut kamus Bahasa Indonesia
(2001 : 756) menjelaskan motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri
seseotang secara sadar untuk melakukan tujuan atau usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok tertentu
bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki aatau
mendapat kepuasan dengan perbuatan
Jadi yang dimaksud motivasi belajar siswa
dalam penelitian ini adalah dorongan siswa/siswi untuk belajar agar dapat
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi,
sehingga tercipta tujuan belajar yang dihendaki yaitu meningkatkan hasil
belajar.
Motivasi belajar merupakan komponen
terpenting dalam proses belajar mengajar dengan adanya motivasi belajar maka
hasil beajar yang dicapai siswa akan optimal.
Motivasi hendaknya merupakan kebutuhan yang artinya adalah setiap
individu termotivasi untuk melakukan sesuatu aktifitas-aktifitas yang merupakan
kebutuhan,yang dalam hal ini kebutuhan untuk belajar memperoleh nilai yang
tinggi. Menurut Udin S dan Tita Rosita ( 1993 : 102 ) motivasi adalah dorongan
dasar yang menggerakan seseorang
bertingkah laku. Pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
1.
Motivasi intrinsik
Adalah motivasi yang tercakup
dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan – tujuan siswa.
2.
Motivasi ekstrinsik
Adalah motivasi yang
disebabkan oleh faktor – faktor dari luar situasi belajar seperti dalam bentuk
pujian, hadiah, persaingan dan hukuman. Sehubungan dengan hal tersebut,
motivasi intrinsik adalah motivasi yang ada pada diri siswa sendiri. Motivasi
ini dapat berupa keinginan agar mengerti tentang pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Sehingga mencapai tujuan belajar yang diinginkan yaitu memperoleh
nilai yang tinggi.Sedangkan motivasi ektrinsik adalah motivasi yang berada di
luar diri siswa.Motivasi dari luar ini merupakan suatu hal yang diperlukan
untuk belajar disekolah, sebab tidak semua pelajaran yang ada disekolah menarik
bagi siswa.Kadang kala siswa belum memahami sebenarnya belajar itu apa, oleh
karena itu motivasi dari luar ini sangat perlu,sehingga siswa mau dan ingin
belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya. Udin S dan Tita Rosita ( 1993 :
114 ) menyatakan ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar disekolah yang dapat dilakukan oleh guru kepada siswanya yaitu :
1. Memberi angka / nilai
2. Saingan / kompetisi
3. Hadiah
4. Ego Involvementh
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Hukuman
9. Hasrat untuk belajar
10. Minat
11. Tujuan yang diakui
2. Model Pebelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif sangat
berbeda dengan pembelajaran tradisional seperti ceramah, tanya jawab, dan
sebagainya. Dalam pembelajaran tradisional seorang guru dianggap sebagai sumber
ilmu, guru bertindak otoriter dan mendominasi kelas. a.Pengertian Pembelajaran
Kooperatif Learning
Anita lie ( 1992 : 12 )
mengemukakan koperatif learning adalah ” Pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkerja sama dengan sesama siswa yang lainnya
dalam menyelesaikan tugas – tugas terstruktur”.
Sedangkan menurut Santoso ( dalam pelangi
pendidikan, 2000 : 2 ) yang dimaksud cooperative learning adalah ” Kegiatan
belajar mengajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang
optimal baik pengalaman individu maupun kelompokiatas”.
Berdasarkan pengertian i atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan
pengelompokan siswa, yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi
untuk mencapai tujuan dan pengalaman yang optimal baik individu maupun kelompok
b.Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
Anita lie ( 2004 : 31 )
menyatakan bahwa ada lima unsur
pembelajaran kooperatif yaitu :
1.
Saling
kertegantungan positif artinya dalam pembelajaran kooperatif guru menciptakan
suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang
saling ketergantungann positof. Selain ketergantungan positif menuntut adanya
interaksi positif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi
untuk meraih hasil belajar yang optimal.
2.
Tanggung
jawab positif artinya unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama.
Setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik.
3.
Tatap
muka artinya setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi.
Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi
yang menguntungkan semua siswa
4.
Komunikasi
antar anggota, artinya unsur ini menghendaki agar pembelajaran di bekali dengan
berbagai ketrampilan berkomunikasi.
Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok pengajar perlu mengajarkan
cara-cara berkomunikasi, keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuannya mereka
untuk mengutarakan pendapat mereka
5.
Evaluasi
proses kelompok artinya pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluaai proses kerja kelompok dari hasil kerjasama mereka agar
selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.
Jadi dalam pembelajaran kooperatif
ada lima unsur yang harus dipenuhi agar mencapai hasil yang maksimal, yaitu
saling ketergantungan positif, tanggungjawab perseorangan,tatap muka,
komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
c.Tujuan pembelajaran Kooperatif.
Muslimin Ibrahim ,dkk
(2000:7) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran penting yaitu :
Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan meningkatkan
penilaian siswa pada belajar akademik dan
periubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
1.
Penerimaaan
terhadap perbedaan individu
Pemebelajaran kooperatif memberi
peluang kepada siswa ynag berbeda latar belakang dari kondirsi untuk bekerja
saling bergantung satu sama lain atau tugas tugas bersama.
2.
Pengembangan
ketrampilan sosial
Tujuan penting ketiga dari
pembelajaran kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa ketramilanmkerjasama dan
kolaborasi. Ketarmpilan ini amat penting unutk dimiliki di dalam masyarakat
dimana banyakm kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan organisasi yang
saling bergantung sama lain dan dimana smasyarakat secara budaya semakin
beragam.
d.Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif dapat dilihat
berikut :
1.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswan yaitu guru menyampaikan semua
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
2. Menyampaikan informas yaitu guru menyajikan
informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok
– kelompok belajar yaitu guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
yaitu guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
5. Evaluasi yaitu guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing – masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan yaitu guru mencari cara
– cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
e.Kebaikan dan kelemahan pembelajaran kooperatif
Anita Lei (2004:17) meneybutkan
ada berapa kebaikan proses pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1.
Siswa
mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan
2.
Partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat
3.
Mengurangi
kecemasan siswa (kurang percaya diri)
4.
Meningkatkan
,otivasi, hrga diri dan sikap positif
5.
Meningkatkan
prsetaso belajar siswa
Menurut Imansyah Alipandie
dalam anatasia (2006:20) bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai kebaikan
sebagai berikut :
1.
Kegaiatan melelaui sistem pengelompokkan, murid-murid yang dilakukan
,secara tepat dan wajar, akan meningkatkan kualotas kepribadiananak-anak dalam
hal kerjasama saling menghargai pendapat orang lain, berpikir kritis, disiplin
dsb
2.
Menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan kontriktif, karena
dalam kelompoknya masing-masing anak akan lebih giat dalam sungguh-sungguh
bekerja
3. Menanamkan rasa persatuan dan solidaritas
yang tinggi, sebab anak-anak yang pandai dalamm kelompoknya dapat membantu
teman-temannya yang kurang terutama dalam rangka mempertahankan kelompoknya.
Pada dasarnya ini banyak
memberikan pengaturan yang menitikberatkan pada kebebasan siswa dalam kegiatan belajar, disini siswa akan
menjadi seorang pelajar dan menjadi seorang guru pada saat menyampaikan materi
kepada anggota kelompoknya.. Sehubungan denga hal ini, Imansyah Alipandie
(dalam Anastasia, 2006: 20) mengemukakan bahwa kelemahan dari pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut :
1.
Metode
ini kadang – kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda – beda.
2.
Kerja
kelompok sering hanya melibatkan siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin
dan mengarahkan mereka yang kurang.
3.
Model
ini akan gagal apabila siswa pasif, tidak komunikatif dan sifat egois siswa
yang tinggi.
C.Tujuan Penulisan
Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
mengguanakan model embelajatran kooperatif teknik Think-Pair-Share dapat
dirinci sebagai berikut :
1. Membantu guru dalam menngkatkan
motivasi belajar siswa denagn menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik
Think-Pair-Share (TPS), khususnya pada pelajaran IPS
2.
Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru
untuk melakukan pendekatan dan penggunaan metode pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi
belajarnya meningkat.
3.
Meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sungai Raya pada mata pelajaran IPS.
D.Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think–Pair–Share
( TPS )
1.
Pendahuluan
·
Guru
melakukan pendahuluan yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan memberikan
penjelasan secara singkat tentang tentang model pembelajaran kooperatif teknik
Think–Pair–Share ( TPS )
2.
Kegiatan
Inti
·
Guru
membagikan lembar kerja yang berisi pertanyaan ynag berhubungan dengan materi
pelajaran guru memberi siswa waktu berpikir dan bekerja secara mandiri atas
masalah / pertanyaan yang diberikan untuk beberapa saat.
·
Guru
meminta kepada siswa untuk berpasangan secara berkelompok.
- Penutup
·
Guru
menyimpulkan materi yang telah dibahasguru mengakhiri materi yamg telah dibahas
dan berpesan kepada siswa agar mengulangi materi pelajaran tersebut dirumah.
E.Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
pertama
:Metode pembelajaran kooperatif teknik Think–Pair–Share ( TPS ) sangat berbeda
dengan pembelajaran tradisional seperti ceramah, tanya jawab, dan sebagainnya
sedangkan metode pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS) lebih
menekankan pada strategi pembelajaran secara berkelompok dan memungkinkan untuk
menyatakan ide secara individu dan berbagai ide dengan siswa lainnya .Kedua
metode pembelajaran kooperatif teknik Think – Pair – Share ( TPS ) merupakan
metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkerjasama
dengan sesama siswa lainnya dalam menyelesaikan tugas – tugas terstruktur.
- Saran
Pertama untuk
meningkatkan mutu pembelajaran IPS diharapkan guru mempunyai kemampuan menyusun strategi
pembelajaran secara baik. Demikian halnya dengan pengimplementasian metode
pembelajaran teknik Think – Pair – Share ( TPS ). Hal ini menjadi penting agar
pembelajaran dapat berlangsung secara efektip dengan hasil yang maksimal.
Kedua dalam proses
pembelajaran guru hendaknya lebih optimal dan memberi variasi dalam penggunaan
strategi pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan sehingga dalam kegiatan proses belajar
mengajar siswa mudah menerima
dan memahami materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Fransiska Noa. (
2006 ). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share (TPS)
Anita Lie. ( 2004 ).
Cooperative Learning Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Muslimin Ibrahim,dkk. ( 2000
). Pembelajaran Kooperatif.Surabaya : University Press
Udin S. Winataputra dan Tita
Rosita. ( 1993 ). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Depdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar