Kami keluarga besar MGMP IPS Kabupaten Kubu Raya Mengucapkan SELAMAT HARI NATALTAHUN 2013 DAN SELAMAT TAHUN BARU 2014 . Semoga di tahun 2014 MGMP IPS dapat lebih memberikan manfaat dalam peningkatan profesionalisme guru INFORMASI PERTEMUAN BULAN JANUARI DILAKSANAKAN TANGGAL 16 JANUARI PUKUL 07.30 DI SMP NEGERI 12 SUNGAI RAYA HARAP MEMBAWA RPP

Senin, 16 Juli 2012

THINK PAIR SHARE


TEHNIK THINK-PAIR-SHARE (TPS)PENUMBUH MATIVASI  PADA MATA PELAJARAN IPS

Oleh: RASI WIDIASARI,SUTRISNO, SURYATI, SERIANA



  1. Pendahuluan

     Guru adalah salah satu komponen sumber daya manusia dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan harus bereran serta secara aktif dan menempatkan kediudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat, khususnya bertanggung jawab untuk membawa siswanya pada suatu kedewasaan. Disamping itu guru memiliki peranan sebagai motivator dalam rangka meningkatkan kegairahan dan perkembangan kegiatan belajar mengajar.
      Bagi siswa memotivasi belajar sangat penting untuk ditingkatkan, karena dengan adanya motivasai maka siswa akan lebih mempersiapkan dirinya dalam proses belajar mengajar. Siswa akan menjadi sadar bahwa ia harus dapat mencapai tujuan belajarnya yatu mendapatkan hasil yang maksimal. Disamping itu, melalui motivasi siswa dapat mengarahkan kegiatan belajarnya dan lebih meningkatkan semangat didalam belajarnya.
    Motivasi dibagi atas dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh orang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruhnya atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Sedangkan motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif fungsinya karena adaanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh orangtua atau temannya. Jadi yang penting bukan belajar ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik agar mendapat hadiah.
     Di dalam kegiatan belaja peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dalam mengembangkan aktifitas dan inisiatif dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan tindakan belajar. Sedangkan keberhailan dalam, proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor dari siswa dan factor dari guru. Faktor dari siswa , keberhasilan proses belajar mengajar tercermin dari prestasi yang dicapai oleh siswa itu sendiri. Potensi yang dimiliki meliputi kemampuan awal dari materi yang dipelajarinya, motivasi siswa untuk belajar, aktivitas siswa dalam belajar, sarana penunjang yang dimiliki oleh guru tersebut. Potensi yang dimiliki meliputi kemampuan guru dalam menguasai materi yang akan disampaikan, memilih dan menggerakkan model pembelajaran ataupun metode mengajar yang sanggup serta dapat memotivasi siswa untuk belajar.
    Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif bagi siswa dapat membentuk sikap saling ketergantungan positif, hal ini merupakan tanggungjawab individu sekaligus kelompok, secara sadar dapat menciptakan interaksi silih asah melalui interaksi siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa denagn guru sehingga mampu mengembangkan pola pikir yang baik.
    Dengan demikian pembelajaran koopreatif dapat melatih siswa untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi melalui diskusi kelompok dan dapat meningkatkan ketrampilan berpikir siswa baik secara individu maupun kelompok.
      Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tehnik, salah satunya adalah pemebaljaran koopreratif tehnik Think-Pair-Share (TPS), Muslimin Ibrahim, dkk (2000:26) menyatakan, “Think-Pair-Share (TPS) adalah pembelajaran yang memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu untuk lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Denagn denmikian pembelajaran kooperatif tehnik Think-Pare-Share (TPS) sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
      Berdasarkan hasil observasi, maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi belajar kelas IX  pada mata pelajaran  IPS disebabkan karena kurang aktifnya siswa dalam belajar. Kurang aktifya siswa dalam belajar ini dapat dilihat dari ketidak seriusan siswa mengokuti proses belajar. Masih banyak siswa yang saling berbicara keluar masuk kelas dan bahkan ada yang mengantuk didalam kelas pada saat guru sedang menjelaskan mata pelajaran  di depan kelas. Selain itu, penyebab lain adalah metoode yang digunakan guru kurang bervariasi dalam mengajar. Guru masih mengunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasai dalam kegiatan belajar denagn menggunakan metode ceramah dan latihan serta siswa lainnya hanya sebagai pendengar informasi dari guru.
.

  1. Pengertian motivasi belajar
1.      Motivasi belajar
Menurut kamus Bahasa Indonesia (2001 : 756) menjelaskan motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseotang secara sadar untuk melakukan tujuan atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang  atau kelompok tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki aatau mendapat kepuasan dengan perbuatan
    Jadi yang dimaksud motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah dorongan siswa/siswi untuk belajar agar dapat memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi, sehingga tercipta tujuan belajar yang dihendaki yaitu meningkatkan hasil belajar.
     Motivasi belajar merupakan komponen terpenting dalam proses belajar mengajar dengan adanya motivasi belajar maka hasil beajar yang dicapai siswa akan optimal.  Motivasi hendaknya merupakan kebutuhan yang artinya adalah setiap individu termotivasi untuk melakukan sesuatu aktifitas-aktifitas yang merupakan kebutuhan,yang dalam hal ini kebutuhan untuk belajar memperoleh nilai yang tinggi. Menurut Udin S dan Tita Rosita ( 1993 : 102 ) motivasi adalah dorongan dasar  yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
1.               Motivasi intrinsik
Adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan – tujuan siswa.
2.                  Motivasi ekstrinsik
Adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dari luar situasi belajar seperti dalam bentuk pujian, hadiah, persaingan dan hukuman. Sehubungan dengan hal tersebut, motivasi intrinsik adalah motivasi yang ada pada diri siswa sendiri. Motivasi ini dapat berupa keinginan agar mengerti tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga mencapai tujuan belajar yang diinginkan yaitu memperoleh nilai yang tinggi.Sedangkan motivasi ektrinsik adalah motivasi yang berada di luar diri siswa.Motivasi dari luar ini merupakan suatu hal yang diperlukan untuk belajar disekolah, sebab tidak semua pelajaran yang ada disekolah menarik bagi siswa.Kadang kala siswa belum memahami sebenarnya belajar itu apa, oleh karena itu motivasi dari luar ini sangat perlu,sehingga siswa mau dan ingin belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya. Udin S dan Tita Rosita ( 1993 : 114 ) menyatakan ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah yang dapat dilakukan oleh guru kepada siswanya yaitu :
1.      Memberi angka / nilai
2.      Saingan / kompetisi
3.      Hadiah
4.      Ego Involvementh
5.      Memberi ulangan
6.       Mengetahui hasil
7.       Pujian
8.      Hukuman
9.      Hasrat untuk belajar
10.  Minat
11.  Tujuan yang diakui
2.  Model Pebelajaran Kooperatif
            Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran tradisional seperti ceramah, tanya jawab, dan sebagainya. Dalam pembelajaran tradisional seorang guru dianggap sebagai sumber ilmu, guru bertindak otoriter dan mendominasi kelas. a.Pengertian Pembelajaran Kooperatif Learning
Anita lie ( 1992 : 12 ) mengemukakan koperatif learning adalah ” Pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkerja sama dengan sesama siswa yang lainnya dalam menyelesaikan tugas – tugas terstruktur”.
   Sedangkan menurut Santoso ( dalam pelangi pendidikan, 2000 : 2 ) yang dimaksud cooperative learning adalah ” Kegiatan belajar mengajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompokiatas”.
     Berdasarkan pengertian i atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan pengelompokan siswa, yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi untuk mencapai tujuan dan pengalaman yang optimal baik individu maupun kelompok
b.Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
               Anita lie ( 2004 : 31 ) menyatakan bahwa ada lima unsur  pembelajaran kooperatif yaitu :
1.               Saling kertegantungan positif artinya dalam pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling ketergantungann positof. Selain ketergantungan positif menuntut adanya interaksi positif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal.
2.               Tanggung jawab positif artinya unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik.
3.               Tatap muka artinya setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua siswa
4.               Komunikasi antar anggota, artinya unsur ini menghendaki agar pembelajaran di bekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi.  Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi, keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuannya mereka untuk mengutarakan pendapat mereka
5.               Evaluasi proses kelompok artinya pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluaai proses kerja kelompok dari hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.
           Jadi dalam pembelajaran kooperatif ada lima unsur yang harus dipenuhi agar mencapai hasil yang maksimal, yaitu saling ketergantungan positif, tanggungjawab perseorangan,tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
c.Tujuan pembelajaran Kooperatif.
                  Muslimin Ibrahim ,dkk (2000:7) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif  dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu :
Hasil belajar akademik
 Pembelajaran kooperatif bertujuan meningkatkan penilaian siswa pada belajar  akademik dan periubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
1.               Penerimaaan terhadap perbedaan individu
         Pemebelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa ynag berbeda latar belakang dari kondirsi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas tugas bersama.
2.               Pengembangan ketrampilan sosial
          Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa ketramilanmkerjasama dan kolaborasi. Ketarmpilan ini amat penting unutk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyakm kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan organisasi yang saling bergantung sama lain dan dimana smasyarakat secara budaya semakin beragam.

d.Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dapat dilihat  berikut :
    1.     Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswan yaitu guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2.     Menyampaikan informas yaitu guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3.      Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar yaitu guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4.       Membimbing kelompok bekerja dan belajar yaitu guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5.      Evaluasi yaitu guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing – masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6.       Memberikan penghargaan yaitu guru mencari cara – cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
e.Kebaikan dan kelemahan pembelajaran kooperatif
              Anita Lei (2004:17) meneybutkan ada berapa kebaikan proses pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1.            Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan
2.            Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat
3.            Mengurangi kecemasan siswa  (kurang percaya diri)
4.            Meningkatkan ,otivasi, hrga diri dan sikap positif
5.            Meningkatkan prsetaso belajar siswa
Menurut Imansyah Alipandie dalam anatasia (2006:20) bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai kebaikan sebagai berikut :
1.     Kegaiatan melelaui sistem pengelompokkan, murid-murid yang dilakukan ,secara tepat dan wajar, akan meningkatkan kualotas kepribadiananak-anak dalam hal kerjasama saling menghargai pendapat orang lain, berpikir kritis, disiplin dsb
2.     Menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan kontriktif, karena dalam kelompoknya masing-masing anak akan lebih giat dalam sungguh-sungguh bekerja
3.         Menanamkan rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi, sebab anak-anak yang pandai dalamm kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang kurang terutama dalam rangka mempertahankan kelompoknya.

Pada dasarnya ini banyak memberikan pengaturan yang menitikberatkan pada kebebasan siswa  dalam kegiatan belajar, disini siswa akan menjadi seorang pelajar dan menjadi seorang guru pada saat menyampaikan materi kepada anggota kelompoknya.. Sehubungan denga hal ini, Imansyah Alipandie (dalam Anastasia, 2006: 20) mengemukakan bahwa kelemahan dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1.         Metode ini kadang – kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda – beda.
2.            Kerja kelompok sering hanya melibatkan siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
3.         Model ini akan gagal apabila siswa pasif, tidak komunikatif dan sifat egois siswa yang tinggi.



C.Tujuan Penulisan
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengguanakan model embelajatran kooperatif teknik Think-Pair-Share dapat dirinci sebagai berikut :
1.          Membantu guru dalam menngkatkan motivasi belajar siswa denagn menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS), khususnya pada pelajaran IPS
2.                          Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru untuk melakukan pendekatan dan penggunaan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajarnya meningkat.
3.                     Meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sungai Raya  pada mata pelajaran IPS.
D.Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think–Pair–Share ( TPS )
1.               Pendahuluan
·         Guru melakukan pendahuluan yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan memberikan penjelasan secara singkat tentang tentang model pembelajaran kooperatif teknik Think–Pair–Share ( TPS )
2.               Kegiatan Inti
·         Guru membagikan lembar kerja yang berisi pertanyaan ynag berhubungan dengan materi pelajaran guru memberi siswa waktu berpikir dan bekerja secara mandiri atas masalah / pertanyaan yang diberikan untuk beberapa saat.
·         Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan secara berkelompok.
  1.         Penutup
·            Guru menyimpulkan materi yang telah dibahasguru mengakhiri materi yamg telah dibahas dan berpesan kepada siswa agar mengulangi materi pelajaran tersebut dirumah.
E.Kesimpulan dan Saran
A.       Kesimpulan
            pertama :Metode pembelajaran kooperatif teknik Think–Pair–Share ( TPS ) sangat berbeda dengan pembelajaran tradisional seperti ceramah, tanya jawab, dan sebagainnya sedangkan metode pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS) lebih menekankan pada strategi pembelajaran secara berkelompok dan memungkinkan untuk menyatakan ide secara individu dan berbagai ide dengan siswa lainnya .Kedua metode pembelajaran kooperatif teknik Think – Pair – Share ( TPS ) merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkerjasama dengan sesama siswa lainnya dalam menyelesaikan tugas – tugas terstruktur.
  1.   Saran
Pertama untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPS diharapkan guru  mempunyai kemampuan menyusun strategi pembelajaran secara baik. Demikian halnya dengan pengimplementasian metode pembelajaran teknik Think – Pair – Share ( TPS ). Hal ini menjadi penting agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektip dengan hasil yang maksimal.
Kedua dalam proses pembelajaran guru hendaknya lebih optimal dan memberi variasi dalam penggunaan strategi pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga dalam kegiatan proses belajar
mengajar siswa mudah menerima dan memahami materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Fransiska Noa. ( 2006 ). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share (TPS)
Anita Lie. ( 2004 ). Cooperative Learning Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Muslimin Ibrahim,dkk. ( 2000 ). Pembelajaran Kooperatif.Surabaya : University Press
Udin S. Winataputra dan Tita Rosita. ( 1993 ). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar