KORELASI PENDIDIKAN
Oleh : RASI WIDIASARI
Sebuah Artikel
Menurut Fraenkel
dan Wallen (2008:328), Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak
terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc
Millan dan Schumacher, dalam Syamsudin dan Vismaia,2009:25).
Pendapat lain,
menurut Gay dan Sukardi (2004:166), penelitian korelasi merupakan salah satu
bagian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Selanjutnya,
Fraenkel dan Wallen menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian
deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang
sudah terjadi. Dalam artikel ini,
penulis berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
refleksikan dalam variabel. Penelitian
korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel
saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat
dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen.
Menurut Sukardi (2004:166), penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik
penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Penelitian korelasi tepat jika variabel
kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.
Memungkinkan
variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.
Memungkinkan
peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Tujuan penelitian
korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan
menurut Gay dalam Emzir (2009:38), tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel atau untuk menggunakan hubungan tersebut
untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel
yang di percaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya.
Penelitian ini
merupakan pola yang memiliki tingkat tertinggi dibandingkan dengan pola
deskriptif dan komparatif. Penelitian korelasi dapt dibangun memulai teori yang
berfungsi untuk mengetahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Studi
korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur
sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel
tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya
berhubungan dengan kompetensi professional kepala sekolah. Semua variabel yang ada
kaitannya (misalnya latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dan
sebagainya) diukur, lalu di hitung koefisien korelasinya untuk mengetahui
variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala
sekolah. Koefisien korelasi adalah besaran yang diperoleh melalui perhitungan
statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel.
Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak dua variabel yang harus
diukur sehingga dapat diketahui hubungannya. Disamping itu, dapat pula
dianalisis hubungan antara tiga variabel atau lebih. Makna suatu korelasi yang
dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga hal. Pertama, kekuatan
hubungan antar variabel, kedua, signifikansi statistik hubungan kedua variabel
tersebut, dan ketiga, arah korelasi. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari besar
kecilnya indeks korelasi. Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan
dan sebaliknya nilai yang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan.
Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah
keandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Penelitian ini bisa kita
gunakan apabila kita ingin melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.
Penelitian non
korelasional merupakan suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian ini
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah yang aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian berlangsung. Melalui artikel ini, penulis berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti
bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel. Penelitian non
korelasional, sesuai dengan karakteristiknya, memiliki langkah-langkah tertentu
dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Perumusan masalah. Metode penelitian
manapun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari menggunakan data
dari lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi
kajian dalam studi ini. Dalam penelitian non korelasional peneliti dapat
menentukan status variabel atau mempelajari antara variabel.
b.
Menentukan jenis informasi yang
diperlukan. Dalam hal ini, peneliti perlu menetapkan informasi apa yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan.
c.
Menentukan prosedur pengumpulan data.
Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul
data dan sumber data atau sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya
diperoleh. Ada sejumlah alat pengumpul data dalam sebuah penelitian, antara
lain tes; wawancara; kuesioner; sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan
dalam penelitian non korelasional. Misalnya, untuk memperoleh informasi
mengenai langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang tepat
digunakan adalah observasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakai
adalah wawancara dengan guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh
sampel yang jelas, permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin
sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.
d.
Menentukan
prosedur pengolahan informasi atau data. Data dan informasi yang telah
diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu
masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu
diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab penelitian tersebut.
e.
Menarik
kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, peneliti
menyimpulkan hasil penelitian non korelasional dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut
dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara
keseluruhan.
Dengan prosedur penlitian korelasi yang dijalankan secara
benar maka tidak akan ada data manipulatif, sehingga kebijakan yang diambil
dalam dunia pendidikan akan tepat dan menghasikan peserta didik yang
berkualitas dan berdaya guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar