Kami keluarga besar MGMP IPS Kabupaten Kubu Raya Mengucapkan SELAMAT HARI NATALTAHUN 2013 DAN SELAMAT TAHUN BARU 2014 . Semoga di tahun 2014 MGMP IPS dapat lebih memberikan manfaat dalam peningkatan profesionalisme guru INFORMASI PERTEMUAN BULAN JANUARI DILAKSANAKAN TANGGAL 16 JANUARI PUKUL 07.30 DI SMP NEGERI 12 SUNGAI RAYA HARAP MEMBAWA RPP

Senin, 16 Juli 2012

KORELASI DALAM PENDIDIKAN


KORELASI PENDIDIKAN
Oleh : RASI WIDIASARI
Sebuah Artikel


Menurut Fraenkel dan Wallen (2008:328), Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsudin dan Vismaia,2009:25).
Pendapat lain, menurut Gay dan Sukardi (2004:166), penelitian korelasi merupakan salah satu bagian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam artikel  ini, penulis berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang refleksikan dalam variabel. Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen. Menurut Sukardi (2004:166), penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin   melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.       Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.       Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38), tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang di percaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Penelitian ini merupakan pola yang memiliki tingkat tertinggi dibandingkan dengan pola deskriptif dan komparatif. Penelitian korelasi dapt dibangun memulai teori yang berfungsi untuk mengetahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi professional kepala sekolah. Semua variabel yang ada kaitannya (misalnya latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dan sebagainya) diukur, lalu di hitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah. Koefisien korelasi adalah besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak dua variabel yang harus diukur sehingga dapat diketahui hubungannya. Disamping itu, dapat pula dianalisis hubungan antara tiga variabel atau lebih. Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga hal. Pertama, kekuatan hubungan antar variabel, kedua, signifikansi statistik hubungan kedua variabel tersebut, dan ketiga, arah korelasi. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari besar kecilnya indeks korelasi. Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilai yang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan. Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah keandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Penelitian ini bisa kita gunakan apabila kita ingin melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.
Penelitian non korelasional merupakan suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian ini memusatkan perhatian kepada masalah-masalah yang aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui artikel ini, penulis berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel. Penelitian non korelasional, sesuai dengan karakteristiknya, memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Perumusan masalah. Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari menggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian non korelasional peneliti dapat menentukan status variabel atau mempelajari antara variabel.
b.      Menentukan jenis informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan.
c.       Menentukan prosedur pengumpulan data. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Ada sejumlah alat pengumpul data dalam sebuah penelitian, antara lain tes; wawancara; kuesioner; sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam penelitian non korelasional. Misalnya, untuk memperoleh informasi mengenai langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah observasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakai adalah wawancara dengan guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas, permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.
d.      Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data. Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab penelitian tersebut.
e.       Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian non korelasional dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.
Dengan prosedur penlitian korelasi yang dijalankan secara benar maka tidak akan ada data manipulatif, sehingga kebijakan yang diambil dalam dunia pendidikan akan tepat dan menghasikan peserta didik yang berkualitas dan berdaya guna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar