MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS
Oleh :
Waluyo, Zita Ida
Uhur Saragih, Arvinarti, Munira Anggraini
I.
Pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan
salah satu tugas utama guru, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses
yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Sebagian besar kita tidak
menyadari bahwa kegiatan pembelajaran semakin hari semakin mengalami
kemunduran. Belajar semakin hari menjadi kegiatan yang semakin membosankan,
statis, dan Streesful. Di sekolah
situasinya juga tidak jauh berbeda anak anak mengatuk, malas, dan tidak
termotivasi, disisi lain guru mengajar
dengan materi yang sama dari tahun ke tahun, transparasi atupun catatan yang
sama, banyak materi hafalan, gaya mengajar yang tidak berubah. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui
adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa, dominasi guru lebih
tinggi dalam proses pembelajaran, guru sebagai pembicara sekaligus satu-satunya
pentrasfer ilmu hal ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif Sehingga hasil
pembelajaran kurang mencapai target yang ditentukan , hal ini
disebabkan :
1.
Siswa kurang
memahami konsep materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan metode
ceramah
2.
Kurang aktifnya
peserta didik dalam proses pembelajaran menjadi penyebab rendahnya nilai hasil
belajar.
3.
Proses
pembelajaran belum mengarah pada perubahan sikap atau karakter peserta didik
Tantangan lain yang dihadapi oleh guru setiap hari dan
merupakan tantangan bagi pengembang kurikulum. Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
(Depdiknas,2006).
Dilain pihak dilema seputar pembelajaran pendidikan IPS
dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional (USPN) Nomor
20 Tahun 2003
pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta
bertanggungjawab.
Undang-undang tersebut mengisyaratkan adanya upaya-upaya
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar mereka lebih berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung
jawab. Dalam pembelajaran di
kelas harus terus diupayakan peningkatan-peningkatan
kearah berkembangnya karakter siswa. Pelaksamaam pembelajaran harus
berorientasi pada peserta didik
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 .Bab IV pasal 19 ayat 1 berbunyi :
Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untukberpartisipasi aktif serta memberikanruang
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemadirian sesaui dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
Peraturan
pemerintah ini secara tersirat menugaskan guru sebagai penanggung jawab proses
pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untukberpartisipasi aktif
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemadirian sehingga
penunjang pembentukan karakter peserta didik
Persoalannya bagaimana pengembangan pembelajaran
IPS untuk menjadi pendidikan intelektual dan pendidikan
nilai sosial yang handal dan dirasakan manfatnya oleh peserta didik dan
masyarakat. Pembelajaran IPS dihadapkan pada tantangan bagaimmanakah agar dapat menanamkan kekuatan intelektual dan emosional
pada peserta
didik untuk memberdayakan potensi dirinya sehingga
menjadi manusia yang berkarakter dan berjiwa nasionalis
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan artikel
ini adalah ingin
mengetahui masalah-masalah tentang :
1.
Guru dapat menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai
konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran IPS , sehingga semua peserta didik dapat
memahami dan menggunakan konsep tersebut.
2.
Bagaimana
setiap individu memahami mata pelajaran sebagai bagian yang saling berhubungan
dan membentuk satu pemahaman yang utuh.
3.
Guru dapat mengembangkan proses
pembelajaran yang menghasilkan peserta
didik yang berkarakter
4.
Terciptanya interaksi antara peserta didik dengan peserta
didik dan antara peserta didik dengan guru
Penulisan artikel ini diharapkan memberikan
manfaat antara lain :
1.
Memberikan
gambaran proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Model
Make A Match dalam Pembelajaran Mata
Pelajaran IPS
2.
Mampu melakukan penilaian
model yang akan atau yang telah
digunakan.sehingga kualitas pembelajaran selanjutnya akan lebih baik.
3.
Dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses
pembelajaran
4.
Dapat menambah wawasan
dan pengetahuan di bidang pendidikan
5.
Memberikan sumbangan
pemikiran yang baik dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan
upaya meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran
6.
Memberikan
solusi untuk menumbuhkan motivasi peserta didik dalam pruses pembelajaran
sehingga tercipta interaksi dalam upaya
pengembangan karakter peserta didik
Manfaat dari penulisan artikel ini adalah
1. Memberikan gambaran
proses pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran Kooperatif Model Make A Match dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPS
2. Dapat
menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan
3. Memberikan
sumbangan pemikiran yang baik dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas dan upaya meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
II.
Kajian Teori
A.
Pembelajaran
Kooperatif
1.
Pengertian
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran Kooperatif menurut Rusman
(2010: 202 ): “Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok
yang bersifat heterogen”
Sedangkan menurut Kunandar ( 2007:359)
Pembelajaran Kooperatif adalah “pembelajaran yang secara sengaja mengembangkan
interaksi yang saling asuh antar peserta didik untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan”
Jadi pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan partisipasi peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok
kecil yang bersifat heterogen secara kolaboratif
dengan strukrur kelompok yang heterogen yang mengembangkan interaksi yang
saling asuh antar peserta didik untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah
pahaman sehingga dapat membetuk karakter peserta didik yang memiliki jiwa
demokratis ,persatuan dan berwawasan nasional.
2.
Ciri – cirri
Pembelajaran kooperatif
Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2010:207) adalah sebagai berikut:
a.
Pembelajaran secara Tim,
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim ini
merupakan tempat mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran
b.
Didasarkan pada
Manajemen kooperatif yaitu pada fungsi manajemen yang meliuputi:(1) fungsi
manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkah-langkah
pembelajaran yang telah ditenmtukan. (2 ) Fungsi Manajemen sebagai organisasi,
menunjukkan bahwa pemebelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif (3) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilannya baik melalui tes ataupun non
tes.
c.
Kemauan untuk bekerja
sama, keberhasilan
pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Tanpa
kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang
optimal.
d.
Ketrampilan bekerja sama.,
kemampuan bekerjasama itu dipraktikan melalui aktivitas dalan kegiatan
pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian siswa perlu didorong untuk mau
dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3.
Prinsip –
Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Prinsip-prinsip
Pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Jahson dalam (Rusman:2010:212) adalah:
a.
Saling Ketergantungan
Positif
Keberhasilan
suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya, dimana setiap
anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri, selanjutnya antara
anggota kelompok dapat saling berbagi pengetahuan yang dimiliki untuk
menyelesaikan masalah secara bersama.
b.
Tanggung jawab Perseorangan
Dalam Cooperative
Learning setiap individu memiliki tanggung jawab perseorangan untuk
memajukan kelompoknya.
Interaksi
Tatap Muka Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi, menghargai perbedaan, sehingga mereka saling bertukar pikiran dan
mengisi kekurangan masing-masing.
c.
Komunikasi antar
Anggota
Melalui
kegiatan tatap muka, akan mempermudah setiap anggota kelompok untuk
berinteraksi dan berkomunikasi untuk saling mengungkapkan pendapat dalam
memecahkan persoalan.
d.
Evaluasi Proses
Kelompok
Proses
kerja kelompok perlu adanya evaluasi dari hasil kerjasama mereka, sehingga
untuk selanjutnya anggota kelompok bisa
bekerja sama
dengan baik.
4.
Langkah langkah
Sebelum seorang
guru melakukan pembelajaran melalui metode Kooperatif kepada siswa, terlebih
dahulu direncanakan atau dipersiapkan agar pembelajaran dapat berlangsung
efektif dan efisien. Adapun prosedur atau langkah-langkah menurut Rusman
(2010:212) pada prinsipnya terdiri atas 4 tahap yaitu:
a.
Penjelasan materi,tahap
ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok meteri pelajaran sebelum siswa
belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa
terhadap pokok materi pelajaran.
b.
Belajar Kelompok,
tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja
dalam kelompok yang telah terbentuk sebelumnya.
c.
Penilaian, penilaian
dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui tes atau kuis, yang
dilakukan secara individu atau kelompok
d.
Pengakuan Tim, adalah
penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paling berprestasi
untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat
memotiovasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
5.
Keunggulan
pembelajaran kooperatif
Menurut Nurhadi (2003) dalam Kunandar(2010:362)
keunggulan pembelajaran kooperatif yakni:
a.
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
b.
Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati
c.
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenal sikap
ketrampilan, informasi, pelaku sosial
d.
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai
sosial dan komitmen
e.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
f.
Meningkatkan motivasi belajar
g.
Meningkatkan ketrampilan hidup bergotong royong
meningkatkan ketrampilan berfikir kreatif
B.
Model Make A Match
1.
Pengertian Model Make A Match
Dalam
Rusman (2010:223 ) Model make a Match (membuat
pasangan) yaitu “siswa mencari pasangan kartu sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan” sehingga metode ini menuntut aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu siswa berbuat, berbicara, mendengar, membaca, menulis, bertanya kepada kawan, kemudian memecahkan masalahnya dan
merangkum konsep yang diperoleh
2.
Langkah-langkah
Model Make A Match
Menurut Rusman
(2010:223 ) Langkah–langkah pembelajaran model Make a Match adalah sebagai berikut:
a.
Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok ( satu sisi kartu berupa soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban )
b.
Setiap
siswa mendapatkan satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
di pegang
c.
Siswa
mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya ( kartu
soal/kartu jawaban )
d.
Siswa
yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi point.
e.
Setelah
satu babak. Kartu di kocok lagi agar
tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
f.
Membuat kesimpulan.
Dalam
artikel ini agar pembelajaran dengan model Make
A Match lebih kooperatif dan efektif
diadakan penyesuaian langkah langkah pelaksanaannya yaitu :
a.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisikan bebarapa konsep / topic materi pembelajaran ( satu sisi pertanyaan
dan sisi ke dua berupa jawaban)
b.
Siswa dibentuk kelompok yang terdiri 5 –
6 Orang dengan struktur kelompok yang heterogen
c.
Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan
satu buah kartu yang berisi sebuah pentanyaan dan jawaban pertanyaan di kartu
lain
d.
Dalam satu kelompok siswa mencari jawaban atau pertanyaan yang
ada di kartunya.
e.
Setelah menemukan jawaban atau
pertanyaan siswa mencatat pada lembar kerja, kemudian menempelkan pertanyaan
dan jawaban yang sudah ketemu di kertas panel kelompok yang sudah disiapkan di
papan tulis
f.
Siswa yang sudah menempelkan jawaban di
berikan point
g.
Setelah batas waktu yang ditentukan usai
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
h.
Setelah semua kelompok presentasi hasil
kerja kelompok diberi nilai, kelompok yang mendapat nilai paling tinggi diberi bintang
i.
Setelah dilaksanakan pembetulan
pekerjaan salah satu anggota kelompok menjelaskan kembali kepada kelompoknya
masing-masing
3.
Tujuan Model Make A Macth
Secara umum tujuan teknik
pembelajaran kooperatif model Make A
Match adalah mengembangkan kemampuan siswa berfikir
terutama didalam mencari pasangan yang cocok dari setiap kartu yang
dipegangnya. Model pembelajaran ini
melatih siswa bagaimana cara bekerjasama yang baik antar satu dengan yang lain sehinngga dapat menghasilkan pekerjaan yang
baik. Metode ini juga dapat mengajarkan dasar pengalaman kepada siswa bagaimana
cara berkerjasama dengan baik antar sesama anggota
kelompok tanpa ada yang merasa lebih pintar dan lebih unggul dari yang lain,
serta belajar menghargai sesama
III.
Pembahasan
A.
Peleksanan
Pembelajaran Kooperatif Model Make A
Match Dalam Pembelajaran IPS
Agar lebih memahai bagaimana pelaksaaan pembelajaran
kooperatif model make dalam pembelajaran , berikut yang penulis sajikan
pelaksaanaan pembaelajaran Kooperatif Madel Make
A Macth yang penulis laksanakan pada
.Kompetensi dasar Mengidentifikasi bentuk pasar dalam
kegiatan ekonomi masyarakat .kelas VIII Semester Ganjil dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Penetapan Indikakor
Pembelajaran yang tertuang dalam RPP Pembelajaran
a.
Mendiskripsikan
Pengertian Pasar
b.
Mengidentifikasi
Syarat terjadinya Pasar
c.
Mengidentifikasi
media terjadinya pasar
d.
Mengidentifikasi
suatu tempat dapat dijadikan pasar
e.
Mendiskripsikan
fungsi pasar
f.
Mendiskripsikan
Peranan Pasar bagi perekonomian
2.
Pembuatan kartu
Pertanyaan sebanyak Indikator yang ingin dicapai , dibuat sebanyak kelompok
yang dibentuk dalam pembelajaran, dan lembar kerja siswa
3.
.Kegiatan
pelaksanaan
Sebelum pembelajaran dilaksanakan Pre Test
a.
Pendahuluan
i.
Apersepsi
ii.
Mativasi
iii.
Pembentukan
Kelompok
b.
Inti
i.
Eksporasi : Coba Jelaskan Pengertian Pasart
ii.
Pembagian Katu
dan LKS Pada Setiap Kelompokl
iii.
Penjelasan pelaksanan
Pembelajaran Model Make A Macth
iv.
Elaborasi
1.
Siswa dalam
kelompoknya mencarai jawaban atau pertanyaan yang ada pada kartu yang ia pegang
2.
Guru membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan
3.
Guru mencatat
siswa yang menempelkan jawaban ke kertas panel di papan tulis
4.
Setelah waktu
menjodohkan kartu habis guru mempersilahkan wakil dari tiap kelompok untuk
mempresentasikan, kelompok lain menanggapi
5.
Siwa bersama
guru memyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran
v.
Konfermassi
Guru Menanyakan kembali pengertian pasar
Guru menayakan kembali peran pasar
c.
Penutup
i.
Refleksi : Guru
menanyakan kesan kepada siswa terhadap proses pembelajaran
ii.
Pemberian Tugas/
PR
B.
Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Model Make A
Match Dalam Pembelajaran IPS
Dengan pembelajaran kooperatif madel make a match
mampu merubah aktuifitas siswa dan hasil belajar yaitu ;
1.
Hasil Pretest : nilai rata –rata 38,78, nilai
tinggi 75, nilai terendah 20 dengan tingkat ketuntasan klasikal 18,18 %
2.
Hasil Post Test:
nilai rata –rata 71, 52, nilai tinggi 100, nilai terendah 60 dengan tingkat
ketuntasan klasikal 84,85 %
3.
Dengan tingkat
aktivitas siswa saat pembelajaran mencapai 78 % dikatakan aktif
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif model make a match tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran
dapat ditingkatkan sebagai implementasi peningkatan aktivitas ini terjadi
peningkatan penguasaan kosep materi pembelajaran pada peserta didik, sehingga
terjadi kenaikan pada hasil post test.
IV.
Kesimpulan
Pertama, cara menyampaikan
berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran IPS sehingga semua siswa
dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make A Match. Pembelajaran
Koopreatif model Make A Match adalah suatu
proses pembelajaran yang
membuat siswa bekerja sama dalam kelompoknya untuk menemukan suatu konsep
materi pembelajaran ,
Kedua, setiap perta
didik
untuk memahami materi pelajaran sebagai bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompok yang utuh yakni dengan
menggunakan model Make A Match dalam pembelajaran IPS. Model Pembelajaran Make A Match menekankan pada
aktivitas siswa secara utuh, baik fisik maupun mental.
Ketiga, Pembelajaran
Model Make A Match memotivasi siswa
untuk berinterkasi dengan teman –temanya dalam menyelesaikan masalah dalam
suasana yang menyenangkan
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Suprijono(2009)Cooperative Learning,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
|
Anita Lie(2008),Cooperative
Learning, Jakarta: Grasindo
|
Bobbi DePorter, Mark Reardon,Sarah Singer-Naoure(2005), Quantum Teaching, Bandung: Kaifa
|
Buchari Alma,(2010),Guru
Profesional, Bandung: Alfabeta.
|
Isjoni (2009) Pembelajaran
Kooperatif,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
|
Kunandar,(2007),Guru Profesional,Jakarta:
Rajawali Pers
|
Lembaga Peneliti Universitas
Tanjungpura(2007)Pelatihan PTK dan
Penulisan Laporan Penelitian Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Gol IV Tahun 2007,Pontianak: Departemen Pendidikan Nasinal
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Profesi Pendidik.
|
Milan Rianto & Haryono
Adipurnomo,(1998),Metodologi
Pembelajaran, Malang: Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP
Malang
|
Moh.Uzer Usman(1995),Menjadi Guru Profesional,Bandung : PT
Remaja Rosda Karya
|
Rusman,(2010)Model-Model Pembelajaran,Jakarta:
Rajawali Pers
|
Tim Penuls FKIP UNTAN(2007),Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Pontianak
|
Trianto(2007),Model-Model
Pembelajaran Inovatif,Jakarta:Prestasi Pustaka
|
Wijaya
Kusumah & Dedi Dwitagama,(2010)Mengenal
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Indeks
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar