SEPULUH
TERBAIK PENDIDIKAN DI DUNIA
Oleh : WARYO,
S.Pd
Karya Ilmiah
Populer
Laporan
Newsweek 2 Desember 1991 dengan Judul “ The Best Scools in the World “ makin
menjelaskan betapa pendidikan Amerika Serikat jauh ketinggalan dari sejumlah
Negara . Ia hanya unggul pada dua dari sepuluh bidang yang dibandingkan, yaitu
pendidikan seni dan pascasarjana.
Dalam
laporan tersebut dikemukakan , 10 negara tampil dengan prestasi yang unggul
dalam pendidikan, melebihi Negara-negara lain. Selandia Baru nomor satu dalam
pelajaran membaca dan menulis. Italia adalah yang terbaik dalam pendidikan Pra
sekolah (taman kanak-knk ). Negara Belanda unggul dalam matematika dan bahasa
asing. Jepang dalam IPA. Swedia dalam pendidikan Orang dewasa. Amerika Serikat
dalam pendidikan seni dan Pasca Sarjana.
Mungkin
ada bias dalam laporan itu akibat kecenderungan melakukan generalisasi. Tapi
paling tidak laporan itu memberikan gambaran mengenai peta kekuatan antar
Negara. Harap dicatat: laporan itu ditunjang
bukti-bukti mengenai hasil tes internasional , khususnya untuk membaca,
matematika, IPA dan Bahasa. Yang menarik ialah, mengapa Negara-negara itu kuat
dalam bidang tersebut?
Di
Selandia Baru, 50% waktu belajar dikelas
di kelas-kelas awal SD digunakan untuk pelajaran membaca dan menulis. Alokasi
Waktu yang banyak itu dilengkapi dengan kelengkapan buku-buku bacaan yang
menarik anak untuk membacanya. Di kelas anak anak dibagi dalam kelompok
berdasarkan kemampuan membacanya. Asumsinya , modal untuk belajar adalah
kemampuan membaca, dan satu-satunya belajar adalah membaca adalah dengan
membaca. Hasilnya adalah, anak-anak selandia baru mencapai skor tertinggi dalam
tes membaca dibandingkan dengan anak-anak di Negara manapun di dunia.
Di
Italia, Negara asal Dr.Maria Montessori, tokoh pendidikan pra sekolah – tepatnya
di kota Reggio Emilia sebagai sampel yang diamati Newsweek – 90% anak umur 3 tahun telah masuk TK. Kelas dirancang
sedemikian rupa sehingga anak-anak aktif. Dalam kegiatan membimbing anak-anak ,
guru yang telah terlatih dibantu oleh orang tua secara sukarela, sehingga
terjalin kerjasama antara guru dan orang tua. Hasilnya adalah, pendidikan
prasekolah di Negara itu dinilai sebagai yang terbaik di dunia.
Negeri
Belanda unggul dalam matematika dan bahasa asing. Apa rahasianya? Dalam
matematika, mereka menerapkan apa yang disebut “Matematika Realistik” yang
dikembangkan selama 15 tahun oleh Freudental Institute, Universitas Utrecht..
Premis yang melandasinya ialah “anak-anak punya cara alamiah untuk belajar
berhitung. Yang menarik lagi semua anak Belanda menurut laporan itu , mulai
dengan belajar matematika realistic sebelum belajar matematika Abstrak yang
penuh dengan logika matematik.
Baru
pada tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi mereka belajar matematika
abstrak. Sebab matematika abstrak cenderung tidak disukai oleh anak-anak.
Kegunaan matematika dalam keseharian juga dipertimbangkan . Matematika abstrak
diakui kurang fungsional untuk kehidupan sehari hari. Dengan cara itu , maka
matematika menjadi bagian dari kehidupan anak-anak., dan yang lebih penting
adalah anak-anak berminat dulu pada matematika.
Daftar Pustaka
Elly,
W.B.(1992), How in the world Do
Students Read? The hague: IEA
|
Djojonegoro,
Wardiman. 1996 Lima puluh Tahun
perkembangan Pendidikan Indonesia.
|
Rusman(2010)
Model-Model Pembelajaran, Jakarta
: Rajawali Pers
|
Trianto(2007),
Model-Model Pembelajaran, Jakarta:
Prestasi Pustaka
|
Triyadi(2006),
Teknologi Informasi dan Komunikasi 3, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar