PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE
PLAYING
PADA MATA PELAJARAN IPS
OLEH :
Ina Yulianti, Susi Tersiana,
Rosnani, Erni Sri Budi Astuti
A.
Pendahuluan
Keberhasilan
dalam proses pembelajaran menjadi tanggungjawab bersama antara guru dan peserta
didik. Guru dalam merencanakan suatu pembelajaran sekurang-kurangnya faktor
umumnya harus dipikirkan secara simultan oleh guru, antara lain tujuan yang
akan dicapai, materi pembelajaran, peserta didik, media pengajaran serta metode
pembelajaran dan waktu belajar tanpa mengabaikan faktor yang lain.
Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama menentukan hasil dari proses
pembelajaran yang terjadi kualitas dan produktivitas pembelajaran ini akan
Nampak pada seberapa jauh peserta didik mencapai tujuan yang telah diterapkan.
Sementara
itu untuk membuat peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan tersebut terkait erat dengan efektifitas strategi pembelajaran yang
disusun oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai kualitas dan
produktivitas pembelajaran yang tinggi . Penyampaian materi pembelajaran harus
dikelola dan diorganisir melalui strategi pembelajaran yang tepat dan penyampaian
yang tepat pula kepada speserta didik. Untuk itu salah satu tugas guru adalah
bagaimana menyelenggarakan pembelajaran efektif.
Namun
kenyataan dilapangan guru masih mengalami kesulitan bagaimana menyelenggarakan
pembelajaran yang efektif. Peserta didik kurang termotivasi melihat gaya
guru mengajar yang tidak berubah. Penyampaian materi yang ditransper hanya
melalui metode ceramah, tanpa melibatkan anak. Situasi yang terjadi di dalam
kelas menjadi pasif. Peserta didik kurang bersemangat, sibuk sendiri, berbicara
dengan temannya,mengantuk dan malas. Kegiatan pembelajaran
yang berlangsung pasif berdampak pada daya serap peserta didik terhadap materi
pelajaran yang masih sangat rendah. Situasi seperti ini
menyebabkan hasil pembelajaran kurang tercapai, ini disebabkan :
1.
Peserta didik
kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
2.
Rendahnya nilai
hasil belajar disebabkan kurang aktifnya peserta didik dalam proses
pembelajaran.
3.
Belum adanya
perubahan sikap atau karakter pada peserta didik dalam proses pembelajaran
Sejalan
dengan apa yang telah dikemukakan
diatas, maka perlu kiranya guru mengatur urutan kegiatan pembelajaran sehingga
lebih relevan dengan tujuan pembelajaran dan dikuasai dengan baik oleh peserta
didik serta kegiatan pembelajarannya kontekstual menarik, bervariasi dan melibatkan
peran aktif peserta didik.
Pemilihan model
pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS akan mengaktifkan peserta didik
serta menyadarkan peserta didik bahwa pelajaran IPS tidak selalu membosankan.
Guru hanya sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan
itu sendiri, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Melalui model pembelajaran bermain
peran (role playing) peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dalam model pembelajaran bermain peran (role Playing) ini, peserta didik
tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka
menggunakan potensi yang dimilikinya.
Sesuai dengan
permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Guru dapat menentukan pendekatan atau model
pembelajaran yang sesuai dengan materi atau konsep yang akan disampaikan dalam
pembelajaran, dengan harapan peserta didik dapat memahami materi tersebut.
2.
Menumbuhkan motivasi peserta didik sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung aktif.
3.
Pengembangan proses pembelajaran dengan
model pembelajaran dapat menghasilkan peserta didik yang berkarakter
4.
Dapat terwujudnya hubungan timbal balik
atau interaksi antara peserta didik dengan
peserta didik dan antara peserta didik dengan guru.
Penulis
mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
1.
Guru terdorong untuk menemukan
pendekatan atau model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan minat dan
kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran.
2.
Dapat memberikan
gambaran proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Role Playing
dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPS
3.
Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran
4.
Peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, belajar aktif dan mandiri melalui model pembelajaran diterapkan
oleh guru
5.
Penelitian tindakan kelas ini sangat
bermanfaat tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tetapi
dapat digunakan untuk acuan kegiatan pembelajaran lainnya, dengan kata lain
salah satu usaha sekolah untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dan hasil
belajar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan mendukung
pelaksanaan pembelajaran.
II.
Kajian Teori
A.
Model Pembelajaran
1. Pengertian
Model Pembelajaran
Model
Pembelajaran menurut Kiswoyo (1995:41) istilah
“model” dalam konteks pembelajaran diartikan sebagai suatu pola kegiatan
Guru-Siswa untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa
sebagai akibat perbuatan mengajar dan belajar.
Sedangkan menurut Brady (1985) mendifinisikan model
pembelajaran sebagai suatu blueprint (kerangka
dasar) yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat atau menyusun persiapan
pembelajaran dan kemudian mengimplementasikannya.
Jadi model
pembelajaran adalah suatu pola kegiatan atau kerangka dasar yang dapat digunakan sebagai petunjuk guru untuk membuat atau menyusun persiapan
pembelajaran untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta
didik sebagai akibat perbuatan mengajar dan belajar.
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ciri –ciri model pembelajaran berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh,
model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori
Jhon Dewey
a. Model
ini dirancang untuk melatih partisipasi kelompok secara demokratis.ciri
pembelajaran
b. Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
c. Dapat
dijadikan untuk pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
Misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreatifitas dalam pelajaran
mengarang.
d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:
1. Urutan
langkah-langkah pembelajaran (syntax),
2. Adanya prinsip-prinsip reaksi,
3. Sistem
sosial,
4. Sistem
pendukung.
Keempat bagian tersebut merupakan
pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu pembelajaran.
5. Memiliki
dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:
~
Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur.
-
Dampak pengiring, yaitu dampak belajar
jangka panjang.
6. Membuat
persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilih.
Setelah membahas tentang
model-model pembelajaran, Gistituati
(2002:13) menyimpulkan
bahwa; pertama, tidak ada batas nyata antara model yang satu
dengan yang lainnya. Kedua, tidak ada model yang dapat dikatakan paling
bagus, atau paling superior. Ketiga, beberapa model dapat digunakan
untuk berbagai macam tujuan. Model personal dan sosial dapat diterapkan untuk
mencapai tujuan sosial dan akademik, akan tetapi masing-masing model mempunyai
kekuatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu menurutnya,
dalam memilih model yang akan digunakan, harus diperhatikan tujuan-tujuan apa
yang diharapkan untuk dicapai anak, kemampuan anak, perbedaan individu dan
ketersediaan sarana.
B. Model Role Playing
1. Pengertian Model Role Playing
Menurut Surachmad (1979:102)
Model role playing sering juga disama
artikan dengan metode sosiodrama. Sosiodrama artinya mendramatisasikan
cara-cara tingkah laku dalam suatu hubungan sosial, sedangkan role playing
menekankan kenyataan dimana siswa dituntut sertakan dalam memainkan peranan di
dalam mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial.
2. Langkah-langkah model Role Playing
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
metoda role playing adalah sebagai
berikut:
a.
Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b. Guru
menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kegiatan belajar-mengajar
c. Guru
membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
d.
Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e.
Memanggil
peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
f.
Masing-masing
peserta didik duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan,
mengamati skenario yang sedang diperagakan
g.
Setelah
selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas
h.
Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i.
Guru
memberikan kesimpulan secara umum
j.
Evaluasi
k.
Penutup
Ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan
penggunaan metode ini, misalnya peserta didik dapat meningkatkan pemahaman
terhadap perasaan orang lain, membagi tanggung jawab, menghargai pendapat orang
lain dan mengambil keputusan dalam kelompok.
III. Pembahasan
A. Pelaksanaan Model Pembelajaran Role
Playing Pada Mata Pelajaran IPS
untuk lebih memahami bagaimana pelaksaaan model pembelajaran Role Playing dalam pembelajaran , berikut
yang penulis sajikan pelaksaanaan model pembelajaran Role Playing yang
penulis laksanakan pada .Kompetensi dasar Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial .kelas VII Semester Ganjil dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Penetapan
Indikakor Pembelajaran yang tertuang dalam RPP Pembelajaran
a.
Menjelaskan
Pengertian Interaksi Sosial
b.
Menjelaskan
kaitan interaksi sosial dengan proses sosial
c.
Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial
2.
Menyusun/menyiapkan
skenario yang memuat sebanyak indikator yang ingin dicapai, disebanyak jumlah peserta
didik yang akan terlibat dalam skenario tersebut, dan lembar kerja
3.
.Kegiatan
pelaksanaan
Sebelum pembelajaran dilaksanakan Pre Test
a.
Pendahuluan
i.
Apersepsi
ii.
Motivasi
iii.
Pembentukan
Kelompok
b.
Inti
i.
Eksplorasi : Coba Jelaskan Pengertian Interaksi Sosial
ii.
Penjelasan
pelaksanan Model Pembelajaran Role Playing
iii.
Elaborasi
1.
Guru memanggil
peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
2.
Masing-masing
peserta didik berada dikelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan
3.
Setelah selesai
ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk membahas
penampilan masing-masing kelompok
4.
Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
5.
Peserta didik bersama guru memyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran
iv.
Konfirmasi
Guru Menanyakan kembali pengertian interaksi sosial
Guru menayakan
kembali pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial
c.
Penutup
i.
Refleksi : Guru
menanyakan kesan kepada peserta didik terhadap proses pembelajaran
ii.
Pemberian Tugas/
PR
B.
Pengaruh Model Pembelajaran
Role Playing Pada Mata Pelajaran IPS
Dengan model pembelajaran role playing mampu merubah
aktifitas peserta didik dan hasil belajar di SMP Negeri 3 Sungai Ambawang yaitu
;
1.
Hasil Pretest : nilai rata –rata 55,25, nilai
tinggi 85, nilai terendah 35 dengan tingkat ketuntasan klasikal 25,00 %
2.
Hasil Post Test:
nilai rata –rata 72,00, nilai tinggi 95, nilai terendah 60 dengan tingkat
ketuntasan klasikal 90,00 %
3.
Dengan tingkat
aktivitas peserta didik saat pembelajaran mencapai 80 % dikatakan aktif
Dengan menggunakan model pembelajaran role playing tingkat aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran dapat ditingkatkan sebagai implementasi peningkatan
aktivitas ini terjadi peningkatan penguasaan konsep materi pembelajaran pada
peserta didik, sehingga terjadi kenaikan pada hasil post test.
IV.
Kesimpulan
Pertama, dalam penyampaian materi atau konsep yang
dibuat dalam skenario yang ditampilkan oleh beberapa peserta didik, dapat
meningkatkan pemahaman dan mengingat lebih lama terhadap konsep tersebut. Model
pembelajaran Role Playing merupakan suatu pola kegiatan atau kerangka dasar untuk
menyusun persiapan pembelajaran untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam diri peserta didik, misalnya meningkatnya pemahaman terhadap
perasaan orang lain, membagi tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain dan
mengambil keputusan dalam kelompok.
Kedua, dengan
menggunakan model pembelajaran role playing pada mata pelajaran IPS setiap
peserta didik dapat memahami materi
pelajaran sebagai bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lain dalam kelompok
yang utuh, serta menekankan pada
aktivitas siswa secara utuh, baik fisik maupun mental.
Ketiga, model pembelajaran role playing menumbuhkan minat
dan motivasi untuk saling berinteraksi antar peserta didik dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar