Pengembangan Pendidikan Budaya
Karakter Bangsa
Melalui Proses Belajar
Mengajar Di sekolah.
Oleh : SURYATI.
Pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan
kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter
peserta didik. Kesibukan dan aktivitas
kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam
mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar,
dan pengaruh media elektronik bisa
berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta
didik. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 13 Ayat (1) menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan
informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam
keberhasilan pendidikan.
Pendidikan karakter secara terpadu di
SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah dan kegiatan
pembinaan kesiswaan. Pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran
adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah
laku peserta didik sehari-hari . Dalam struktur kurikulum SMP, pada dasarnya
setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter,
sedangkan proses manajemen adalah proses berlangsung terus menerus, dimulai
dari : membuat perencanaan dan pembuatan keputusan (planning),
mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki (organizing), menerapkan
kepemimpinan untuk menggerakkan sumberdaya (actuating), melaksanakan
pengendalian (controlling). Dalam konteks dunia pendidikan, yang dimaksud
dengan manajemen pendidikan/sekolah adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan itu sendiri. Sedangkan
kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah dengan visi dan misi kegiatan pembinaan kesiswaan
Melalu proses pembelajaran, baik
yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta
didik mengenal, menyadari/ peduli dan menginternalisasi nilai-nilai dan
menjadikannya perilaku
Salah satu
alternative untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan
karakter secara terpadu di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik
di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan hasil mutu belajar, terutama pembentukan karakter peserta
didik sesuai tujuan pendidikan dapat dicapai.
Sasaran pendidikan karakter adalah
seluruh sekolah menengah pertama(SMP) di Indonesia negeri maupun swasta.semua
warga sekolah,meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi,dan
pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini.sekolah-sekolah yang selama ini
telah
berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai contoh
untuk disebar luaskan ke sekolah-sekolah lainnya. Keterlibatan ‘orang-orang dalam’ sekolah,
yaitu guru dan karyawan serta siswa amatlah penting. Sekolah mesti mampu
menggerakan mereka untuk terlibat secara optimal dalam mewujudkan sekolah
karakter .Ada langkah praktis untuk melibatkan guru karyawan antara lain,
sebagai berikut:
a. Buatlah janji yang mengungkapkan nilai-nilai dan
aspirasi bersama dari semua anggota komuditas sekolah.janji itu berisi
pernyataan tentang”Siapa kami”. Pernyataan itu misalnya demikian: Disekolah SMP
N 1 SERA , kami selalu memilih tindakan
terpuji/kami sungguh peduli pada diri sendiri,orang lain,dan sekolah kami.kami
menunjukan penghargaan dengan kata-kata dan tindakan yang santun,mendengarkan
dengan penuh perhatian,menepati janji kami,dan selalu bertanggung jaawab atas
perilaku dan prestasi belajar kami/ seperti itulah kami,meskipun tak seorangpun
mengawasi kami.
Sedangkan
langkah-langkah praktis untuk melibatkan siswa secara optimal dalam pelaksanaan
pendidikan karakter antara lain:
a. Gunakan diskusi kelas sebagai sarana bagi siswa
untuk mengungkapkan aspirasi dan belajar bertanggung jawab.
b. Beri
tanggapan kepada siswa untuk
mengkampanyekan perbaikan perilaku tertentu keseluruh warga sekolah. Misalnya,
mengkampanyekan untuk selalu berpakaian rapi, bertegur sapa dengan santun dll.
Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
disekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau ahlak mulia
peserta didik secara utuh,terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi
Kelulusan .Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,mengkaji dan menginternalisasikan
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehari-hari.
Melalui
program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia,kompetensi akademik yang utuh dan
terpadu,sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya
Indonesia.pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan
menjadi budaya sekolah.
Daftar
Pustaka;
Pendidikan
karakter disekolah menengah pertama.
Jakarta,maret
2010.direktur jendral Mandikdasmen,
Prof.
Suyanto,Ph.D.s
Dimensi-
dimensi
Pendidikan
karakter. Saptomo,M.Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar