Kami keluarga besar MGMP IPS Kabupaten Kubu Raya Mengucapkan SELAMAT HARI NATALTAHUN 2013 DAN SELAMAT TAHUN BARU 2014 . Semoga di tahun 2014 MGMP IPS dapat lebih memberikan manfaat dalam peningkatan profesionalisme guru INFORMASI PERTEMUAN BULAN JANUARI DILAKSANAKAN TANGGAL 16 JANUARI PUKUL 07.30 DI SMP NEGERI 12 SUNGAI RAYA HARAP MEMBAWA RPP

Senin, 16 Juli 2012

MUSIK DAN KEMAMPUAN BELAJAR


PENGARUH MUSIK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR ANAK

Oleh : Zita Ida Uhur Saragih, S.Pd
Artikel Ilmiah Popuker


Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Jika ada rangsangan musik maka neuron yang terpisah-pisah akan bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak kanan dan otak kiri. Semakin banyak rangsangan musik diberikan, akan semakin kompleks jalinan antarneuron di dalam otak.
Hubungan Musik Dengan Fungsi Otak musik yang didengar, menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut dalam koklea, selanjutnya saraf koklearis menuju ke otak. Musik akan diterima langsung oleh talamus yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berfikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Selanjutnya bunyi musik tersebut masuk melalui hipotalamus, yaitu pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernafasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori dan lain-lain. Seorang peneliti Ira Altschuler mengatakan “Sekali suatu stimulus mencapai thalamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”
Seorang peneliti, Donald Hodges, mengemukakan bahwa bagian otak yang dikenal sebagai planum temporale dan corpus callosum memiliki ukuran lebih besar pada otak musisi jika dibandingkan dengan mereka yang bukan musisi. Kedua bagian ini bahkan lebih besar lagi jika para musisi tersebut telah belajar musik sejak usia yang masih sangat muda yakni di bawah usia tujuh tahun. Gilman dan Newman (1996) mengemukakan bahwa planum temporale adalah bagian otak yang banyak berperan dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan corpus callosum berfungsi sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri ke sebelah kanan dan sebaliknya. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui corpus callosum ke belahan otak kiri. Akibatnya kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang.
Dr. Lawrence Parsons dari Universitas Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme memiliki perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan gelombang otak yang sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus pada belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh bagian otak. Dr. Gottfried Schlaug dari Boston mengemukakan bahwa otak seorang laki-laki musisi memiliki cerebellum (otak kecil) 5 % lebih besar dibandingkan yang bukan musisi. Kesemua ini memberikan pengertian bahwa latihan musik termasuk mendengarkan musik memberikan dampak tertentu pada proses perkembangan otak.
Hubungan musik dan Kecerdasan Emosi, Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perasaannya yang berdampak pada pengambilan keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya, seseorang yang sedang marah, maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.
Kecerdasan emosional perlu dikembangkan agar segala potensi yang dimiliki dapat berkembang secara lebih optimal. Perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti dikatakan oleh Gordon Shaw (1996).
Campbell (2001) dalam bukunya “Efek Mozart” mengatakan bahwa musik romantik dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.
Hubungan Musik Dengan Peningkatan Kemampuan Belajar Anak, Gallahue (1992) mengatakan bahwa memperdengarkan musik klasik, ritme, melodi, dan harmoninya merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik, anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berfikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Hasil penelitian Herry Chunagi (1996), Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan, akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Dampaknya ialah adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, dan emosi pada anak.
Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak. Ia menyatakan bahwa apabila sejak dini anak memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya, ia akan mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang sehingga saat ia dewasa akan berfikir logis, intuitif, cerdas, kreatif, jujur dan tajam perasaannya.
Simpulan dan Saran
1.      Musik dapat memberikan dampak terhadap proses perkembangan otak.
2.      Musik dapat menstimulasi otak untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Musik dapat membuat anak lebih pintar.
3.      Musik dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak.
4.      Disarankan untuk meningkatkan apresiasi terhadap musik dan mendorong aplikasi peranan musik terhadap kemampuan belajar para anak didik.

I.         Daftar Pustaka
Sondang Aemilia Panjaitan – Sirait, Dr, 2007, Efek Musik Pada Tubuh Manusia.
Fierman Gaul, 2007, Musik dan Otak (Kognitif)
Arly Budiono, 2006, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Apresiasi Masyarakat Terhadap Seni Musik, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar