MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA
MELALUI MEDIA GOOGLE EARTH PADA MATERI TENTANG PETA
MATA PELAJARAN IPS KELAS VIIA
SMP NEGERI 3 SUNGAI AMBAWANG
KABUPATEN KUBU RAYA
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH
NO
|
NAMA
|
1
|
SUSI TERSIANA, S.Pd
|
2
|
INA YULIANTI, S.Pd
|
3
|
ROSNANI, S.Pd
|
4
|
EMI SRIBUDI ASTUTI, S.Pd
|
|
MUSYAWARAH
GURU MATA PELAJARAN IPS
KABUPATEN KUBU
RAYA
PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
2012
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA
MELALUI MEDIA GOOGLE EARTH PADA MATERI TENTANG PETA
MATA PELAJARAN IPS KELAS VIIA
SMP NEGERI 3 SUNGAI AMBAWANG
KABUPATEN KUBU RAYA
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH
NO
|
NAMA
|
1
|
SUSI TERSIANA, S.Pd
|
2
|
INA YULIANTI, S.Pd
|
3
|
ROSNANI, S.Pd
|
4
|
EMI SRIBUDI ASTUTI, S.Pd
|
Disetujui oleh
Kepala SMP Negeri 3
Sungai Ambawang
LAHMUDIN A.RANI, S.Pd
NIP. 19581013 198012 1 003
Disahkan Oleh
Kepala Dimas
Pendidikan
Kabupaten Kubu Raya
FRANS RANDUS, S.Pd.M.Si
NIP.19591010
198009 1 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul ” Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Melalui Media
Google Earth Pada Materi Peta Mata Pelajaran IPS Kelas VIIA SMP NEGERI 3 Sungai
Ambawang”.
Laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini disusun dalam rangka pengembangan
karir guru dan sebagai prasyarat kenaikan pangkat jabatan guru
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian sampai selesainya penulisan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan
penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi para pembacanya
Sungai Ambawang, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
|
|
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
|
iii
|
DAFTAR ISI ...............................................................................................
|
iv
|
DAFTAR LAMPIRAN
...............................................................................
|
v
|
ABSTRAK ……………………………………………………………..
|
Vi
|
BAB I PENDAHULUAN
|
1
|
A. Latar belakang …………...........................................................
|
1
|
B. Masalah penelitian ....................................................................
|
5
|
C. Cara Pemecahan masalah ..........................................................
|
5
|
D. Tujuan Penelitian ….................................................................
|
6
|
E. Manfaat Penelitian ....................................................................
|
6
|
F. Definisi Operasional .................................................................
|
7
|
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
|
9
|
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................
|
12
|
B. Hipotesis
Tindakan ………………………………...................
|
38
|
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
|
39
|
A. Tempat
dan Subjek Penelitian...................................................
|
39
|
B. Waktu
Penelitian .......................................................................
|
39
|
C. Prosedur
Penelitian ……….......................................................
|
40
|
D. Teknik
Pengumpulan Data ........................................................
|
45
|
E. Analisis
Data,,,,,,,,.........................................................
|
46
|
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
|
48
|
A. Hasil
Penelitian..........................................................................
|
48
|
B.
Pembahasan
..............................................................................
|
56
|
BAB V PENUTUP
......................................................................................
|
58
|
A. Kesimpulan
...............................................................................
|
58
|
B.
Saran
........................................................................................
|
58
|
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................
|
60
|
LAMPIRAN -LAMPIRAN
|
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Meningkatkan minat belajar
siswa melalui media google earth pada materi tentang petamata pelajaran IPS kelas VIIA SMP Negeri
3 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya “
Penelitian tndakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus terdiri atas tiga kali pertemuan yaitu dua
kali penyampaian materidan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus dengan
proserdur berikut:
1. Rencana tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Obeservasi
4. Refleksi
Penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus
melalui penerapan media
google earth dapat meningkatkan minat
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
kelas VII A SMP Negeri 3 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu
Dari hasil siklus satu dan dua dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan media Google earth dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII A SMP
Negeri 3 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya sesuai yang ditetapkan dalam
penelitian ini
Kata Kunci: Google Earth, Minat Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran
IPS merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan yang
diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. IPS memuat
tentang ilmu ilmu sosial yang pada hakekatnya menganjarkan anak didik agar
memiliki rasa sosial tinggi dalam kehidupannya. Melalui pembelajaran IPS
diharapkan siswa dapat mengetahui keragaman bangsanya, keragaman budayanya,
sejarah bangsanya serta keadaan alamnya. Pembelajaran IPS dirancang untuk
membimbing dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang
senantiasa berubah dan berkembang terus menerus. Hal ini merupakan tantangan
yang sangat berat mengingat masyarakat secara global selalu mengalami perubahan
setiap saat. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan yang dapat menunjang
pengembangan kreatifitas guru dalam mengajar. Pengembangan kreatifitas dan
kemampuan guru ditujukan untuk menghindari permasalahan yang muncul dari diri
siswa selama mengikuti pembelajaran IPS, karena melalui pembelajaran IPS ini
diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang
gejala- gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik
di masa lampau dan masa kini maupun masa yang akan datang.
Dalam
pembelajaran IPS guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dan penuh antusias bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran IPS yang
menyenangkan guru harus didukung oleh alat belajar yang menarik minat belajar
sehingga siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran, sebagaimana
dikemukakan oleh Samlawi Fakih (1992) bahwa mata pelajaran IPS adalah mata
pelajaran yang membosankan, oleh karena itu diperlukan media yang dapat menarik
minat siswa untuk belajar.
Menyinggung
tentang media pembelajaran kita harus menggunakan media pembelajaran tersebut
dengan benar dan tepat untuk menunjang proses belajar mengajar yang
dilaksanakan, dalam hal ini media yang tepat dapat merangsang siswa untuk lebih
mengerti dan memahami materi yang diajarkan. Menurut Gagne (dalam Amidun Rasyad
dan Darhim, 1996 – 1997:97) “media
adalah jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar“. Belajar bukan saja melulu penerapan teori semata dan pembelajaran di
ruang kelas, tetapi lebih dari itu belajar merupakan cara yang kompleks untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa. Oleh sebab itu,
ketepatan memilih media pembelajaran merupakan faktor pendukung dalam sukses
tidaknya guru mendidik murid menjadi generasi yang dapat diandalkan dan dibanggakan
kelak. Oleh karena itu guru harus menggunakan media pembelajaran yang tidak
saja membuat porses pembelajaran menjadi menarik, tetapi juga memberikan ruang
bagi murid untuk berkreasi dan terlibat secara aktif sepanjang proses
pembelajaran. Sehingga aspek kognitif ,afektif dan psikomotorik murid pun dapat
berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami pendistorsian salah
satunya. Kenyataan apa yang menjadi harapan dan tujuan di atas belum sepenuhnya
terpenuhi. Namun usaha ke arah itu senantiasa dilakukan oleh seluruh elemen
pendidikan Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media yang tepat dalam
pembelajaran akan menarik minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS.
Dengan
media yang menarik materi pelajaran akan mudah diserap oleh siswa, karena
dengan menggunakan media dapat mempermudah pemahaman belajar anak dalam
pencapaian tujuan pengajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 3
Sungai Ambawang, pembelajaran IPS belum sesuai diharapkan. Hal ini disebabkan
oleh:
1). Kurangnya keterampilan guru dalam memilih media
yang tepat dalam pembelajaran,
2). Kurangnya
keterampilan guru untuk memanfaatkan media google earth.
3). Minat belajar siswa kurang atau
belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Untuk itu
diperlukan alat atau media yang dapat menarik minat siswa.
Materi tentang peta adalah salah satu materi pada pelajaran IPS kelas VII semester 2, tetapi ternyata guru dalam melaksanakan pembelajaran kebanyakan masih bersifat konvensional, artinya guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang menarik siswa. Selain itu guru belum sepenuhnya memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kebanyakan masih menggunakan alat peraga standar/yang manual seperti menggunakan peta, atlas atau globe (media 2 dimensi). Untuk mengatasi hal itu perlu diadakan uji coba menggunakan media pembelajaran yang baru yaitu melalui google earth.
Materi tentang peta adalah salah satu materi pada pelajaran IPS kelas VII semester 2, tetapi ternyata guru dalam melaksanakan pembelajaran kebanyakan masih bersifat konvensional, artinya guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang menarik siswa. Selain itu guru belum sepenuhnya memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kebanyakan masih menggunakan alat peraga standar/yang manual seperti menggunakan peta, atlas atau globe (media 2 dimensi). Untuk mengatasi hal itu perlu diadakan uji coba menggunakan media pembelajaran yang baru yaitu melalui google earth.
Media
pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media yang digunakan
untuk menunjang proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS
terutama pada materi tentang peta. Adapun media tersebut adalah media google
earth. Media google earth adalah media visual dari pada bentuk bumi yang ter up
to date langsung dari internet. Dalam penggunaan media ini siswa perlu
menguasai terlebih dahulu cara mengoperasikan komputer dan internet.
Harapan selanjutnya adalah ingin memperbaiki proses pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan alat peraga dan media baru yang up to date tanpa bermaksud mengesampingkan/memandang sebelah mata media yang sudah ada. Diharapkan dengan menggunakan media baru Google Earth lebih mewarnai proses pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna, bergairah serta bernuansa PAKEM (Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Disisi lain siswa pun akhirnya akan lebih akrab dan lebih menguasai komputer dan internet, sehingga harapan kita pembelajaran berbasis IT dapat terwujud.
Harapan selanjutnya adalah ingin memperbaiki proses pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan alat peraga dan media baru yang up to date tanpa bermaksud mengesampingkan/memandang sebelah mata media yang sudah ada. Diharapkan dengan menggunakan media baru Google Earth lebih mewarnai proses pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna, bergairah serta bernuansa PAKEM (Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Disisi lain siswa pun akhirnya akan lebih akrab dan lebih menguasai komputer dan internet, sehingga harapan kita pembelajaran berbasis IT dapat terwujud.
Berdasarkan
uraian di atas maka penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas mengenai ”Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Melalui Media Google
Earth pada Materi
Peta Mata Pelajaran IPS Kelas VIIA SMP Negeri 3 Sungai Ambawang”.
B.
Masalah
Penelitian
1. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya keterampilan guru dalam memilih
media yang tepat dalam pembelajaran
2. Guru belum memanfaatkan ataupun menggunakan
media google earth
3. Minat belajar siswa kurang atau belum sesuai
dengan apa yang diharapkan.
4. Pemanfaatan Laboratorium Komputer dan
internet belum optimal.
2.
RumusanMasalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah
penggunaan media google earth dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIA
khususnya materi Peta pada mata pelajaran IPS SMP Negeri 3 Sungai Ambawang”.
C. Cara
Pemecahan Masalah
Untuk
meningkatkan minat belajar siswa terhadap penggunaan google earth, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti dalam memecahkan masalah ini yaitu:
1.
Merencanakan
topik pembelajaran sesuai materi yang akan di ajarkan.
2. Menyiapkan perangkat
pembelajaran.
3. Menyiapkan format penilaian/
pengamatan
4. Mengecek keadaan fisik internet sebagai
media pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran dengan
pemanfaatan media google earth
6. Melakukan observasi dan memberikan
pemantapan
D.
Tujuan Penelitian
Setiap aktivitas atau kegiatan
tentunya harus memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan guru ( peneliti ) melalui penggunaan google earth sehingga
proses pembelajaran akan lebih baik.
2. Meningkatkan
minat belajar siswa dalam
pembelajaran.
E.
Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a)
Untuk Sekolah:
Sebagai bahan masukan agar dapat mengetahui
strategi pembelajaran yang bervariasi dalam memperbaiki dan meningkatkan
kreatifitas pembelajaran IPS melalui media berbasis IT.
b). Untuk Guru :
Sebagai bahan masukan untuk mendapatkan
pengetahuan dan teori baru tentang
meningkatkan minat belajar siswa melalui media Google Earth mata
pelajaran IPS kelas
VIIA SMP
Negeri 3 Sungai Ambawang, khususnya materi peta dan materi lain yang berkaitan dengan
letak wilayah Indonesia.
c). Untuk Siswa:
Dapat meningkatkan minat siswa dalam
proses pembelajaran IPS pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Sungai Ambawang baik pada aspek kognitif, afektif
maupun psikomotor, serta keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
d). Bagi peneliti:
Penelitian akan menambah pengalaman
dan wawasan dalam menentukan cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar IPS
agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
F.
Definisi
Operasional
A. Minat
Minat
adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas. Dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena itu
minat dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong
untuk mencapai tujuan.
Ada
dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek kognitif dan aspek
afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu didahului oleh
pengetahuan, pengetahuan, pemahaman dan konsep yang diperoleh dan dikembangkan
dan pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek afektif
menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam bentuk proses menilai
untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila disertai
dengan minat individu yang kuat, maka ia akan mencurahkan perhatiannya dengan
baik terhadap aktivitas tersebut. Aspek minat manusia dalam mengikuti
pembelajaran IPS sangat kuat, maka akan merupakan dasar pula untuk menciptakan
situasi pembelajaran yang kondusif, yang dapat memenuhi keinginan siswa untuk
belajar disertai perhatian yang besar.
Sedangkan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa minat untuk mempelajari IPS merupakan faktor intern
yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk merasa tertarik
dan menunjukkan perhatian terhadap proses pembelajaran IPS.
B. Belajar
Sardiman
(2004:2) mengatakan belajar adalah usaha mengubah tingkah laku. Arthur J. Gates
dalam Fudyartanto (2002:150) menjelaskan bahawa belajar adalah perubahan
tingkah laku melalui pengalaman dan latihan, selanjutnya Hamalik (1994:36)
belajar adalah modifikasi atau mempengaruhi kelakuan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan saja mengingat, akan tetapi lebih luas
daripada itu, yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan perbaikan kelakuan.
C.
Minat Belajar
Minat
belajar siswa adalah model bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dalam
usaha mencapai perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksudkan adalah
dari perilaku tidak tahu menjadi tahu dan dari perilaku tidak mengetahui
menjadi perilaku mengetahui.
Minat
pada umumnya sudah terdapat dalam diri seseorang. Akan tetapi biasanya minat
juga dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal dari luar atau yang sering
disebut motivasi atau dorongan. Jika minat yang terdapat dalam diri seseorang
sudah cukup kuat, maka dorongan yang berasal dari luar relatif kurang
diperlukan. Tetapi sebaliknya, jika seseorang kurang memiliki minat, maka
diperlukan dorongan dari luar atau motivasi ekstrinsik yang relatif kuat.
D.
Media
Media
secara khusus diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran,
media dimaksud sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik
sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Media
merupakan wahana penyuluh informasi belajar atau penyalur pesan berupa materi
ajar oleh guru kepada siswa menjadi lebih dengan pembelajaran yang dilakukan.
Media sengaja dilakukan dengan leluasa, akalanya kita harus membuat sendiri.
Menurut
Rahadi Aristi ( 2004:7) “ Media umumnya adalah segala sesuatu yuang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah
media ini sangat popular dalam bidang komunikasi, proses belajar mengajara pada
dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media dalam pembelajaran
disebut sebagai media pembelajaran.
E. Google earth
1. Pengertian Gogle Earth
1. Pengertian Gogle Earth
Google
Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth
Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc (dalam hengky Alexander.2009). Program ini
memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan
satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda:
Google Earth, sebuah versi gratis dengan kemampuan terbatas; Google Earth Plus
($20), yang memiliki fitur tambahan; dan Google Earth Pro ($400
per tahun), yang digunakan untuk penggunaan komersial. Produk ini, kemudian
diganti namanya menjadi Google Earth tahun 2005, dan sekarang tersedia untuk
komputer pribadi yang menjalankan Microsoft Windows 2000, XP, atau Vista, Mac
OS X 10.3.9 dan ke atas, Linux (diluncurkan tanggal 12 Juni 2006) dan FreeBSD.
Dengan tambahan untuk peluncuran sebuah klien berbasis update Keyhole, Google
juga menambah pemetaan dari basis datanya ke perangkat lunak pemetaan berbasis
web. Peluncuran Google Earth menyebabkan sebuah peningkatan lebih pada cakupan
media mengenai globe virtual antara tahun 2005 dan 2006, menarik perhatian
publik mengenai teknologi dan aplikasi geospasial.
2. Keunggulan dan Kekurangan Media
Google Earth
Dalam Rachmad Widodo 2010,
google earth terdapat keunggulan dan kekurangan yakni sebagai berikut:
1)
Keunggulan
Para
pendidik segera melihat manfaat kemajuan dalam media google earth bagi
pendidikan. Bahkan sampai sekarang masih memegang peranan yang penting sekali
dan mungkin akan masih demikian halnya dalam waktu yang lama. Namun ada yang
optimis yang meramalkan bahwa dalam waktu dekat semua aspek kurikulum. Ada yang
berpendapat bahwa banyak dari apa yang diketahui anak pada zaman modern ini
diperolehnya melalui google earth. Siswa dapat melihat secara detail letak bumi
mulai dari selatan sampai utara, dan dari timur ke barat. Siswa juga dapat
dengan mudah melihat letak wilayah, benua, samudra dan lain- lain.
2)
Kekurangan
Adapun yang menjadi kekurangan dalam
penggunaan media google earth ini adalah, belum adanya jaringan internet,
biasanya media google earth hanya ada pada sekolah- sekolah yang memiliki
laboratorium komputer. Media google earth penyediaanya terbatas di sekolah.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.
Tinjauan
Pustaka
1.
Pengertian Minat
Minat
adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas. Dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena itu
minat dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong
untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek,
cenderung untuk memperbaiki perhatian atau merasa senang yang lebih besar
kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan rasa
senang. Maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut. Menurut
Hilgart (dalam Romlah: 22) minat adalah kecenderungan yang taat untuk
memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan- kegiatan yang diminati seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Purbakawaca (dalam
Nurkancana: 182) mengembangkan minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif
menerima sesuatu dari luar. Pengertian minat tersebut mengandung arti bahwa
minat melibatkan unsur batin atau jiwa yang memiliki keinginan untuk melakukan
aktivitas.
Dimiyati (1984: 22) menyebutkan minat adalah memuaskan kegiatan mental dan perhatian pada suatu obyek yang ada sangkut pautnya dengan keadaan individu. Manusia akan berbuat sesuatu apabila ia memenuhi minat terhadap kegiatan.
Dimiyati (1984: 22) menyebutkan minat adalah memuaskan kegiatan mental dan perhatian pada suatu obyek yang ada sangkut pautnya dengan keadaan individu. Manusia akan berbuat sesuatu apabila ia memenuhi minat terhadap kegiatan.
Minat
muncul apabila manusia menyukai sesuatu. Crow and Crow berpendapat bahwa minat
erat hubungannya dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi
atau berurusan dengan orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif
yang dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi
sebab kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegaiatan itu.
Selain itu Crow and Crow mengemukakan juga bahwa minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan tersebut.
Selain itu Crow and Crow mengemukakan juga bahwa minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan tersebut.
Selanjutnya
Skinner juga berpendapat bahwa minat sebagai motif yang menunjukkan arah
perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau menyenangkannya, maka ia
cenderung akan berusaha aktif dengan obyek tersebut.
Sementara itu Dailer dan Sumartono (1983:224) berpendapat bahawa minat adalah psikis yang berkaitan dengan obyek atau menstimulir perasaan senang yang ada pada setiap individu.
Sementara itu Dailer dan Sumartono (1983:224) berpendapat bahawa minat adalah psikis yang berkaitan dengan obyek atau menstimulir perasaan senang yang ada pada setiap individu.
1. Minat akan tumbuh apabila
seseorang menyenangi sesuatu, minat diawali dengan perasaan senang terhadap
sesuatu.
2. Minat merupakan dorongan yang
menyebabkan timbulnya perhatian seseorang dan pemusatan pikiran.
Minat
pada dasarnya adalah tindakan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri
(internal) dan diluar diri (eksternal). Semakin besar hubungan tersebut semakin
besar pula minat yang timbul.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah keinginan
seseorang (individu) yang melibatkan unsur jiwa atau batin melakukan kegiatan
(aktivitas) dengan senang serta penuh perhatian untuk mencapai tujuannya.
Selanjutnya Crow and Crow mengemukakan adapun yang menjadi tanda- tanda bahwa seseorang mencapai ke taraf ini antara lain adalah mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri.
Selanjutnya Crow and Crow mengemukakan adapun yang menjadi tanda- tanda bahwa seseorang mencapai ke taraf ini antara lain adalah mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri.
Skinner
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
minat siswa maka seorang pendidik harus dapat mengubah proses belajar yang
membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan.
Caranya antara lain sebagai berikut:
1. Materi yang dipelajari haruslah menjadi
menarik dan menimbulkan suasana yang baru, Misalnya dalam bentuk permainan,
diskusi atau pemberian tugas di luar sekolah sebagai variasi kegiatan belajar.
2.
Materi pelajaran menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari
pelajaran itu.
3. Media yang menarik sesuai dengan
materi yang diajarkan.
Ada
dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek kognitif dan aspek
afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu didahului oleh
pengetahuan, pengetahuan, pemahaman dan konsep yang diperoleh dan dikembangkan
dan pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek afektif
menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam bentuk proses menilai
untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila disertai
dengan minat individu yang kuat, maka ia akan mencurahkan perhatiannya dengan
baik terhadap aktivitas tersebut.
Aspek
minat manusia dalam mengikuti pembelajaran IPS sangat kuat, maka akan merupakan
dasar pula untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yang dapat
memenuhi keinginan siswa untuk belajar disertai perhatian yang besar. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Child (dalam Soekanto 1997:92) bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi perhatian siswa adalah minat. Stimulus yang
sesuai dengan minatnya akan jelas lebih mudah menaruh perhatian.
Berdasarkan pendapat- pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat untuk mempelajari IPS merupakan faktor intern yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk merasa tertarik dan menunjukkan perhatian terhadap proses pembelajaran IPS
Berdasarkan pendapat- pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat untuk mempelajari IPS merupakan faktor intern yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk merasa tertarik dan menunjukkan perhatian terhadap proses pembelajaran IPS
2. Pengertian Belajar
Banyak
ahli yang telah mencoba merasakan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Seringkali tafsiran tersebut berbeda antara satu sama lain. Dalam uraian ini
dikemukakan beberapa rumusan para ahli untuk melengkapi dan memperluas
pandangan tentang belajar. Sardiman (2004:2) mengatakan belajar adalah usaha
mengubah tingkah laku. Arthur J. Gates dalam Fudyartanto (2002:150) menjelaskan
bahawa belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan,
selanjutnya Hamalik (1994:36) belajar adalah modifikasi atau mempengaruhi
kelakuan melalui pengalaman.
Menurut
pengertian ini belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan saja mengingat, akan tetapi lebih luas
daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan perbaikan kelakuan.
R.S.
Chauhan belajar adalah membawa perubahan- perubahan dalam tingkah laku
organisme. Sementara Morgan dalam Ngalin Purwanto (1998:84) belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Witting dalam Muhibin Syah (1999:61),
mengemukakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu orgasnisme sebagai pengalaman.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan keseluruhan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
dari latihan dan pengalaman. Sejalan dengan perumusan di atas ada pula
penafsiran lain tentang belajar yang mengatakan bahwa belajar adalah perubahan
persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa
setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan didalam dirinya
sebagaimana dalam teori konstruktivisme (Suceati 2005:33).
3. Pengertian Minat Belajar
Minat
belajar siswa adalah model bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dalam
usaha mencapai perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksudkan adalah
dari perilaku tidak tahu menjadi tahu dan dari perilaku tidak mengetahui
menjadi perilaku mengetahui.
Minat
pada umumnya sudah terdapat dalam diri seseorang. Akan tetapi biasanya minat
juga dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal dari luar atau yang sering
disebut motivasi atau dorongan. Jika minat yang terdapat dalam diri seseorang
sudah cukup kuat, maka dorongan yang berasal dari luar relatif kurang
diperlukan. Tetapi sebaliknya, jika seseorang kurang memiliki minat, maka
diperlukan dorongan dari luar atau motivasi ekstrinsik yang relatif kuat.
Seseorang
yang kehilangan minat dapat ditumbuhkan dengan memberikan rangsangan, baik yang
bersifat hadiah maupun bimbingan yang dapat membangkitkan kesadaran akan
kebutuhannya sendiri. Dalam kaitannya dengan pemberian motivasi inilah orang
tua menduduki peranan yang sangat penting. Orang tua dapat meningkatkan atau
menurunkan semangat atau minat belajar anak. Jika orang tua memberikan dorongan
atau motivasi kepada anak, maka kemungkinan minat anak untuk belajar juga
bertambah. Motivasi tersebut dapat berupa bimbingan belajar maupun pembinaan
dan pengarahan atau bantuan moril agar anak menemukan jati dirinya, sehingga
mereka akan melakukan aktivitas apa saja yang menyangkut pemenuhan kebutuhan
pribadinya.
4. Perlunya Minat Dalam Melakukan Aktivitas Belajar
Sering
tidak disadari bahwa minat merupakan faktor yang penting dalam aktivitas
belajar. Minat merupakan unsur pendorong yang kuat yang sering menjadi alasan
seseorang mengapa ia melakukan sesuatu. Di dalam belajar, minat sangat
diperlukan. Sebab jika di dalam aktivitas belajar seseorang didasari oleh
adanya minat maka akan menimbulkan suasana batin yang sangat kondusif dalam
belajar.
Belajar akan selalu didukung oleh suasana kegembiraan, keikhlasan, semangat, perhatian dan rasa nyaman tanpa merasa terbebani oleh adanya kesulitan yang harus dipahami dalam pelajaran. Pendek kata bahwa seseorang yang penuh minat belajar akan melakukan aktivitas belajar tanpa perasaan terpaksa, karena belajar menjadi suatu kebutuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Nurkancana (1986: 230) bahwa anak- anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minat. Hal yang sama dikemukakan pula oleh Usman (2001: 27) bahwa minat seseorang mau melakukan apa saja yang diminatinya.
Hal tersebut lebih ditegaskan lagi oleh James (dalam Usman, 2001: 2001: 27) bahwa minat merupakan faktor yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Belajar akan selalu didukung oleh suasana kegembiraan, keikhlasan, semangat, perhatian dan rasa nyaman tanpa merasa terbebani oleh adanya kesulitan yang harus dipahami dalam pelajaran. Pendek kata bahwa seseorang yang penuh minat belajar akan melakukan aktivitas belajar tanpa perasaan terpaksa, karena belajar menjadi suatu kebutuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Nurkancana (1986: 230) bahwa anak- anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minat. Hal yang sama dikemukakan pula oleh Usman (2001: 27) bahwa minat seseorang mau melakukan apa saja yang diminatinya.
Hal tersebut lebih ditegaskan lagi oleh James (dalam Usman, 2001: 2001: 27) bahwa minat merupakan faktor yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar erhadap sesuatu. Menurut Robert (dalam Syah,
2005: 136) minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor- faktor internal lainnya seperti:
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Berdasarkan hal ini
faktor- faktor yang mempengaruhi minat dapat diklasifikasikan, antara lain: 1)
Kemampuan dasar siswa; 2) strategi pembelajaran, dan 3) lingkungan keluarga.
1) Kemampuan Dasar Siswa.
1) Kemampuan Dasar Siswa.
Thorndike
(dalam Sagala, 2008: 37) menjelaskan bahwa belajar akan terjadi antara lain
apabila siswa memiliki kematangan, kesiapan belajar dan motivasi berperanan
penting dalam keberhasilan belajar. Kemampuan dasar yang dimaksud dalam hal ini
adalah bagaimana sikap siswa menyikapi minat belajar. Dalam belajar diperlukan
adanya pemahaman atau insight. Hilgara (dalam Sagala, 2008: 50) menjelaskan
salah satu faktor yang mempengaruhi belajar dengan pemahaman yaitu kemampuan
dasar yang dimiliki siswa. Berbicara tentang kemampuan dasar juga tak lepas
dari intelegensi siswa. Stern (dalam Djamarah, 2000: 57) mengemukakan
intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan
baru dengan menggunakan bahan- bahan pikiran yang ada menurut tujuannya.
Seseorang dikatakan intelegen, apabila orang yang bersangkutan mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu masalah.
Ini berarti, seseorang yang sukar beradaptasi dan banyak mengalami masalah
dikatakan tidak intelegen. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan dasar
yang dimiliki, siswa akan dengan mudah memiliki minat terhadap apa yang
dipelajari.
2) Strategi Pembelajaran.
2) Strategi Pembelajaran.
Kozna
(dalam Uno, 2008: 1) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran
tertentu.
Disisi lain, Dick dan Carey (dalam Uno, 2008: 1) menguraikan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/ atau digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan- tahapan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi arau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Memperhatikan pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-ara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar, untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik termasuk dalam menimbulkan minat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
3) Lingkungan Keluarga.
Disisi lain, Dick dan Carey (dalam Uno, 2008: 1) menguraikan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/ atau digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan- tahapan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi arau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Memperhatikan pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-ara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar, untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik termasuk dalam menimbulkan minat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
3) Lingkungan Keluarga.
Keluarga
memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan pribadi siswa. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang
dan pendidikan tentang nilai- nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya
yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Maslow (dalam Jusuf, 2006:
37) mengemukakan keluarga merupakan lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan
individu. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik- biologis maupun sosio-
psikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan
harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu
perwujudan diri (self actualization). Minat merupakan aspek psikologisnya yang
pembentukannya dimulai dari lingkungan keluarga. Untuk itu, diharapkan keluarga
sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama banyak berperan dalam menimbulkan
minat sebagai faktor yang menentukan dalam keberhasilan belajar.
6. Pentingnya
Minat Belajar Dalam Pembelajaran IPS
Pembelajaran
IPS yang memuat hal- hal pokok tentang kehidupan sosial, interaksi antara
manusia dengan alam sekitar, memerlukan perhatian penuh dari siswa. Oleh karena
itu dibutuhkan media yang tepat untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Media
yang tepat adalah media yang disesuaikan dengan materi pelajaran, harusnya
media itu sendiri merupakan komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang untuk belajar. Dengan ditumbuhkannya minat dalam pembelajaran,
membuat siswa lebih aktif dalam belajar, memiliki sikap kreatif, serta sikap
terbuka, cepat tanggap akan gejala alam, sosial budaya dan lingkungan secara
positif.
Sardiman
(1989: 76) menjelaskan bahwa minat belajar adalah merupakan faktor psikis yang
non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar. Satu hal yang
hendaknya perlu diingat guru dalam pembelajaran adalah bahwa guru jangan
bersifat menunggu sampai siswa memilih minat dalam belajar. Guru hendaknya
mampu membangun dan mengembangkan minat siswa untuk mempelajari apa yang akan
diajarkan melalui tugas, prosedur pembelajaran, peranan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar, serta iklim dan organisasi kelas.
Pembelajaran
IPS pada prinsipnya membentuk siswa untuk berpikir rasional dan asosiatif.
Dengan berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif
tertentu, dan untuk berpikir asosiatif siswa perlu dibekali oleh pengertian
atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.
7. Pengertian Media.
Kata
media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
diartikan sebagai ‘perantara’ atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Dalam batasan lain, media oleh AECT (Association of Education
and Communication Technology, 1977) diartikan sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Menurut Fleming
(1987:234) media sering diartikan sebagai alat yang turut campur tangan dalam
mengatur hubungan antara kedua pihak (siswa dan isi bahan belajar). Sedangkan
Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Jadi dapat diartikan
secara umum bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses
pembelajaran.
Media
secara khusus diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran,
media dimaksud sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik
sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Media
merupakan wahana penyuluh informasi belajar atau penyalur pesan berupa materi
ajar oleh guru kepada siswa menjadi lebih dengan pembelajaran yang dilakukan.
Media sengaja dilakukan dengan leluasa, akalanya kita harus membuat sendiri.
Menurut
Rahadi Aristi ( 2004:7) “ Media umumnya adalah segala sesuatu yuang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi, proses belajar mengajara pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media dalam pembelajaran disebut sebagai media pembelajaran. Untuk memberikan pembendaharaan Gariach dan Ely ( 1997: 17) membagi pengertian media dalam tiga hal pertama, media pengajaran meliputi orang, bahan atau kegiatan yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap. Kedua, bahwa media pengajaran hanya meliputi bahan, peralatan dan tehnik, ketiga arti media pengajaran lebih dikhususkan lagi, yaitu hanya Mencakup bahan-bahan dan peralatan yang digunakan dalam suatu pengajaran.
Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi, proses belajar mengajara pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media dalam pembelajaran disebut sebagai media pembelajaran. Untuk memberikan pembendaharaan Gariach dan Ely ( 1997: 17) membagi pengertian media dalam tiga hal pertama, media pengajaran meliputi orang, bahan atau kegiatan yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap. Kedua, bahwa media pengajaran hanya meliputi bahan, peralatan dan tehnik, ketiga arti media pengajaran lebih dikhususkan lagi, yaitu hanya Mencakup bahan-bahan dan peralatan yang digunakan dalam suatu pengajaran.
Sementara
itu, Martin R.Wong dan John D.Raulerson (dalam Al-Hakim 1983:17) menegaskan
bahwa “ The Medium is we means or Hardware used to present stimulus information
to the learner. (Media merupakan alat yang menghubungkan message pengetahuan,
ketrampilan dan sikap terhadap peserta didik.)
Sedangkan menurut MC Luchan (Dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1992:7) “ Media adalah membawa pesan berasal dari suatu sumber kepada penerima pesanan“. Selanjutnya menurut Asosiasi Teknologi dan komunikasi pendidikan (dalam Arie 1986:6)” Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Sedangkan menurut MC Luchan (Dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1992:7) “ Media adalah membawa pesan berasal dari suatu sumber kepada penerima pesanan“. Selanjutnya menurut Asosiasi Teknologi dan komunikasi pendidikan (dalam Arie 1986:6)” Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Dengan
memperhatikan definisi dari media di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
peranan media pendidikan adalah alat yang digunakan untuk menjembatani tujuan
pengajaran yang ingin dicapai melalui sesuatu yang dianggap bisa memudahkan
siswa dalam penerima pelajaran.
8. Fungsi Media Dalam Pembelajaran
Media
pendidikan yang disebut Audio Visual Encyclomedia of education Reseach ( Dalam
Muhamad,1992: 27) memiliki fungsi dan nilai sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar- dasar kongkrit untuk berpikir
1) Meletakkan dasar- dasar kongkrit untuk berpikir
2) Memperbesar perhatian jiwa
3) Membuat pelajaran lebih mantap
4)
Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran teratur dan
kontinyu
6) Membantu tumbunhya pengertian membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7) Sangat menarik minat siswa dalam
belajar.
9.
Manfaat Media dalam Pembelajaran
Manfaat
media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiataaan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi secara khusus ada bebrerapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (Dalam Rahadi,2004: 13) mengidentiiifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tetapi secara khusus ada bebrerapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (Dalam Rahadi,2004: 13) mengidentiiifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
Penyampaian materi pembelajaran dapat diperagakan.
Setiap guru mungkin mempunyai
penafsiran yang berbeda- beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu.
Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam itu dapat dihindari sehingga
dapat disampaikan kepada siswa secara beragam, setiap siswa melihat atau
mendengarkan uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama seperti yang
diterima siswa yang lain.
2)
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Dengan berbagai potensi yang
dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna baik secara alami, maupun manipulasi, materi pelajaran yang dikemas
melalui program media, akan lebih jelas, lengkap dan menarik siswa.
3)
Proses pembelajaran lebih interaktif.
Jika dipilih dan dirancang secara
baik meeedia dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara
aktif selam proses pembelajaran. tanpa media, seorang guru mungkin akan
cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga
siswanya.
4)
Efisiensi dalam Waktu dan Tenaga.
Keluhan yang selama ini kiita dengar
Dari guru adalah selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum.
Seringkali guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi
pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfatkan
media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan
menghabiskan waktunya untuk menjelaskan system peredaran darah manusia.
5)
Meningkatkan kualitas hasil belajar.
Penggunaan media bukan hanya membuat
proses pembelajaran lebih efisien tetapi juyga membantu siswa menyerap materi
belajar lebih mendalam dan utuh.
6)
Media Memungkinkan.
Proses belajar dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa kapanpun
dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
7)
Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar.
8)
Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara
lebih baik, seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran,
karena bisa berbagi peran media. Dengan demikian guru akan lebih banyak
memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek- aspek edukatif lainya,
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan memotivasi belajar.
10. Prosedur Penggunaan Media Pembelajaran
Telah
diuraikan sebelumnya bahwa pembelajaran seharusnya dipilih secara sistematis,
agar dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Ada tiga hal pokok dalam prosedur
penggunaan media yang perlu diketahui yaitu sebagai berikut :
1)
Persiapan
Langkah ini dilakukan sebelum
menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan
media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu buku pelajaran, buku petunjuk atau
bahan penunjang lainya. Kemudian diikuti petunjuk didalamnya, siapkan pelajaran
yang diperlukan untuk menggunakan media yang dimaksud, tetapkan apakah media
tersebut digunakan secara individual atau kelompok, yakni bahwa semua peserta
dapat melihat, mendengar pesan- pesan pengajaran yang baik.
2)
Pelaksanaan
Satu hal yang perlu diperhatikan
selama menggunakan media pengajaran yaitu, hindari kejadian-kejadian yang dapat
mengganggu ketenangan, perhatian dan konsentrasi peserta.
3)
Tindak lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk
memantapkan pemahaman peserta didik terhadap pokok- pokok materi atau pesan
pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut, selanjutnya pada
beberapa media dilengkapi dengan evaluasi maka langkah ini dimaksud pula untuk
melihat tercapai atau tidaknya tujuan yang ditetapkan, karena tindak lanjut ini
ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remediasi
dan pengayaan. Dengan media, kesulitan tersebut bisa diatasi dengan cara:
Memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan
persepsi yang sama.
Selain
itu, pemanfaatan media pengajaran bisa meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan meningkatkan gairah siswa dalam kegiatan pembelajaran. Mengapa
media mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan gairah siswa dalam kegiatan
pembelajaran? Nana (2007), mengemukakan media dapat meningkatkan gairah belajar
siswa
1)
Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan minat siswa
2)
Bahan pembelajaran akan lebih jelas dan bermakna sehingga
lebih mudah dipahami siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan
pembelajaran yang lebih baik
3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, bukan hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata- kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kecakepan dalam mengajar.
4)
Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lainnya seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
5)
Taraf berfikir siswa akan meningkat sesuai dengan tahap perkembangan kognitif,
yang dimulai dari berfikir kongkret menuju ke abstrak, di mulai dari taraf
berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Misalnya penggunaan peta dan globe
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada dasarnya merupakan penyederhaan
dan pengkongkretan dari konsep geografi, sehingga bumi ini dapat dipelajari
dengan wujud yang jelas.
Selanjutnya
Nan mengemukakan bahwa beberapa hasil penelitian juga menyimpulkan penggunaan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran menunjukkan perbedaan yang
signifikan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan
media pembelajaran. Hasil penelitian tersebut menyarankan pentingnya penggunaan
media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
11. Karakteristik Media Pembelajaran
Media
pembelajaran memiliki jenis- jenis dan beraneka macamnya. Untuk mengefektifkan
pemanfaatan media, perlu diusahakan klasifikasi dan pengelompokan berdasarkan
maksud dan tujuannya.
Karakteristik
juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan,
pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman. Karakteristik media,
menurut Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi
belajar tertentu. Karakteristik atau ciri- ciri media pembelajaran merupakan
salah satu dasar dalam menentukan strategi pembelajaran.
12. Jenis- Jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan
berbagai jenis media dilihat dari segi perkembangan teknologi, menurut Seels
& Glasgow (1990) dibagi ke dalam dua kategori, yaitu media tradisional dan
media teknologi mutakhir.
1. Media Tradisional
1)
Visual diam yang diprayeksikan : proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi
overhead, slides dan film strips
2)
Visual yang tak diproyeksikan : gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram
dan pameran, papan info, papan tempel
3)
Audio: rekaman piringan, pita kaset
4)
Penyajian multimedia : slide plus suara, multi image
5)
Visual dinamis yang diproyeksikan : film, televisi, video
6)
Cetak: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah dan handout
7)
Permainan: teka-teki, simulasi, permainan papan
8)
Realita: model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka)
2. Media teknologi Mutakhir
1)
Media berbasis telekomunikasi: telekonferen, kuliah jarak jauh
2)
Media berbasis mikroprosesor: computer assisted instruction, permainan
komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia dan compact (video)
disc.
13. Kriteria- Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pengembangan
media harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan
keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat khasnya
(karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media sebaiknya tidak lepas
dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara
keseluruhan.
Menurut Dick dan Carey (1978) ada
empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan media
pembelajaran, yaitu:
1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media tidak terdapat pada sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media tidak terdapat pada sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
2) Ketersediaan dana untuk membeli
atau memproduksi sendiri, artinya apabila membeli atau memproduksi sendiri,
apakah ada dana, tenaga dan fasilitasnya?.
3) Keluwesan dan kepraktisan serta
ketahanan media, artinya media bisa digunakan dimanapun, dengan peralatan yang
ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
4) Efektifitas biaya dalam jangkauan
waktu.
Ada jenis media yang biaya
produksinya mahal, namun pemanfaatannya stabil dalam jangka panjang. Misalnya
film bingkai, transparan OHP, media ini lebih tahan lama dalam pemakainannya,
bila dibanding brosur yang setiap kali sering merubah materi sehingga biaya
pembuatannya lebih mahal.
Selain
itu, pertimbangan dalam pemilihan media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya
mempertimbangkan kriteria- kriteria sebagai berikut: (Nana, 2009:4)
1)
Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran.
2)
Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
3)
Kemudahan dalam memperoleh media
4)
Keterampilan guru dalam menggunakannya
5)
Tersedia waktu untuk menggunakannya
6)
Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dengan
kriteria di atas, guru dapat dengan mudah menggunakan media mana yang dianggap
tepat untuk membantu mempermudah tugas- tugasnya sebagai pengajar. Pada
dasarnya kehadiran media bermaksud untuk mempermudah tugas guru, bukan
sebaliknya, karena apabila dipaksakan justru mempersulit tugas guru dalam
menyampaikan pesan pada proses pembelajaran.
14. Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam
merencanakan pengembangan media pembelajaran, seorang guru perlu memperhatikan
hal- hal sebagai berikut:
1)
Analisis kebutuhan dan karaktersitik siswa adalah kesenjangan antara
pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang kita inginkan dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa sekarang
2)
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran akan memberi
arah dan pedoman serta tindakan dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus terencana dengan jelas sehingga bisa menjadi panduan
aktifitas dalam mencapainya. Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran yang
mendukung pencapaian tujuan maka tujuan yang telah dirumuskan harus di analisis
lebih lanjut.
3)
Materi pembelajaran yang akan disampaikan harus dikembangkan dari tujuan
pembelajaran yang telah di analisis sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa. Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran perlu
direncanakan alat pengukur keberhasilan yang telah direncanakan sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
4)
Alat pengukur keberhasilan belajar siswa perlu dirancang secara seksama dengan
validitas yang telah teruji dan meliputi kemampuan yang komprehensif.
15. Pengertian
Gogle Earth
Google Earth merupakan sebuah
program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh
Keyhole, Inc (dalam hengky Alexander.2009). Program ini memetakan bumi dari
superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara
dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, sebuah
versi gratis dengan kemampuan terbatas; Google Earth Plus ($20), yang memiliki
fitur tambahan; dan Google Earth Pro ($400 per tahun), yang digunakan untuk
penggunaan komersial. Produk ini, kemudian diganti namanya menjadi Google Earth
tahun 2005, dan sekarang tersedia untuk komputer pribadi yang menjalankan
Microsoft Windows 2000, XP, atau Vista, Mac OS X 10.3.9 dan ke atas, Linux
(diluncurkan tanggal 12 Juni 2006) dan FreeBSD. Dengan tambahan untuk
peluncuran sebuah klien berbasis update Keyhole, Google juga menambah pemetaan
dari basis datanya ke perangkat lunak pemetaan berbasis web. Peluncuran Google
Earth menyebabkan sebuah peningkatan lebih pada cakupan media mengenai globe
virtual antara tahun 2005 dan 2006, menarik perhatian publik mengenai teknologi
dan aplikasi geospasial.
Globa
virtual memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan bayangan orang dan rambu
jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju, tetapi
kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup dalam resolusi 15 meter. Las
Vegas, Nevada dan Cambridge, Massachusetts memiliki resolusi tertinggi, pada
ketinggian 15 cm (6 inci). Google Earth membolehkan pengguna mencari alamat
(untuk beberapa negara), memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk
mencari lokasi.
Banyak
orang yang menggunakan aplikasi ini menambah datanya sendiri dan menjadikan
mereka tersedia melalui sumber yang berbeda, seperti blog. Google Earth mampu
menunjukkan semua gambar permukaan Bumi. dan juga merupakan sebuah klien Web
Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data Geospasial tiga dimensi
melalui Keyhole Markup Language (KML).
Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur (seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan SketchUp, sebuah program pemodelan 3D. Google Earth versi lama (sebelum Versi 4), bangunan 3D terbatas pada beberapa kota, dan memiliki pemunculan yang buruk tanpa tekstur apapun. Banyak bangunan dan struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D-nya; seperti di negara Amerika Serikat, Britania Raya, Irlandia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan Alexandria. Bulan Agustus 2007, Hamburg menjadi kota pertama yang seluruhnya ditampilkan dalam bentuk 3D. Pemunculan tiga dimensi itu tersedia untuk beberapa bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui Gudang 3D Google dan situs web lainnya.
Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur (seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan SketchUp, sebuah program pemodelan 3D. Google Earth versi lama (sebelum Versi 4), bangunan 3D terbatas pada beberapa kota, dan memiliki pemunculan yang buruk tanpa tekstur apapun. Banyak bangunan dan struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D-nya; seperti di negara Amerika Serikat, Britania Raya, Irlandia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan Alexandria. Bulan Agustus 2007, Hamburg menjadi kota pertama yang seluruhnya ditampilkan dalam bentuk 3D. Pemunculan tiga dimensi itu tersedia untuk beberapa bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui Gudang 3D Google dan situs web lainnya.
16. Keunggulan dan Kekurangan Media Google Earth
Dalam
Rachmad Widodo 2010, google earth terdapat keunggulan dan kekurangan yakni
sebagai berikut:
1)
Keunggulan
Para pendidik segera melihat manfaat
kemajuan dalam media google earth bagi pendidikan. Bahkan sampai sekarang masih
memegang peranan yang penting sekali dan mungkin akan masih demikian halnya
dalam waktu yang lama. Namun ada yang optimis yang meramalkan bahwa dalam waktu
dekat semua aspek kurikulum.
Ada yang berpendapat bahwa banyak
dari apa yang diketahui anak pada zaman modern ini diperolehnya melalui google
earth. Siswa dapat melihat secara detail letak bumi mulai dari selatan sampai
utara, dan dari timur ke barat. Siswa juga dapat dengan mudah melihat letak
wilayah, benua, samudra dan lain- lain.
2)
Kekurangan
Adapun yang menjadi kekurangan dalam
penggunaan media google earth ini adalah, belum adanya jaringan internet,
biasanya media google earth hanya ada pada sekolah- sekolah yang memiliki
laboratorium komputer. Media google earth penyediaanya terbatas di sekolah.
17. Cara Penggunaan Media Gogle Earth
Agus
Wandi dalam situsnya mengatakan bahwa kita menggunakan Google Earth versi
terbaru paling tidak versi 4 yang langkah- langkahnya sebagai berikut:
1. Buka Google Earth dan cari lokasi peta yang akan di overlay
dalam contoh ini ketik “Sungai Ambawang” kemudian perbesar area tersebut.
2.
Klik tombol “Add Image Overlay”. Kemudian akan ditampilkan kotak dialog Image
Overlay
3.
Beri nama image overlay dengan nama “Sungai Ambawang” kemudian klik tombol Browser.
Arahkan kemana lokasi file image kemudian kita simpan di komputer kita.
4.
Langkah selanjutnya adalah melakukan georeference pada file image yang kita
gunakan Klik location kemudian gunakan dari Drag Marker disekitar gambar dengan
memasukan secara manual koordinat untuk Utara, Selatan, Timur dan Barat. Untuk
itu kita harus mengetahui koordinat boundary untuk setiap gambar yang di import
ke Google Earth sehingga akan didapatkan gambar georeference yang benar.
5.
Pada Kotak dialog diatas kita melihat ada beberapa item tab seperti View,
Altitude, dan Refresh. Sebagai gambaran akan dijelaskan disini bahwa Refresh
tab digunakan untuk menentukan overlay gambar secara otomatis berdasarkan
tampilan gambar terakhir. Tools ini digunakan untuk gambar yang dilakukan
updating secara frekuentitatif. Tab altitude digunakan untuk menampilkan gambar
sebagai jarak diatas sebuah permukaan untuk situasi dimana kita menginginkan
sebuah gambar tampil di permukaan. Tap View digunakna untuk menentukan property
kamera untuk mendapatkan tampilan 3D.
6.
Sekarang kita telah menentukan posisi gambar yang dimiliki dan akan mendapatkan
tampilan pada Google Earth.
7.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengubah tampilan. Pertama kita
bisa menentukan nilai transparansi dari image yang digunakan sehingga kita
dapat melihat dengan jelas underlying antara terrain dengan data vector. Image
yang digunakan sekarang sudah di set transparan. Kita harus sering mencoba
tombol setting transparansinya sampai kita menemukan setingan tampilan yang
terbaik. Sebagai catatan disaat kita menggerakkan tombol setting transparannya
maka underlaying terrain menjadi visible.
8.
Akhirnya coba tampilanya untuk mendapatkan orientasi tampilan yang lebih baik.
Gunakan Tools Navigasi yang diberikan oleh Google Earth untuk mendapatkan tampilan
yang lebih baik.
B. Hipotesis
Tindakan
Yang menjadi hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah “Jika Dalam Pembelajaran IPS Khususnya Materi Peta Menggunakan
Media Google Earth maka Minat Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 3 Sungai Ambawang akan Meningkat”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan
Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini
dilaksanakan di SMP Negeri 3 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya kelas VIIA semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah
siswa 32 orang terdiri 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
B.
Waktu
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari
sampai dengan Bulan Maret 2012 waktu
ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian
dengan jadwal sebagai berikut:
Jenis
Kegiatan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Mengajukan
proposal
|
√
|
|||||||||||
Berdiskusi
dengan teman sejawat
|
√
|
|||||||||||
Membuat
RPP
|
√
|
|||||||||||
Membuat
lembar observasi
|
√
|
|||||||||||
Membuat
lembar wawancara
|
√
|
|||||||||||
Melaksanakan
penelitian
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||
Observasi
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||
Analisis
|
√
|
√
|
||||||||||
Laporan
penelitian
|
√
|
C.
Prosedur Penelitian
Dalam
pelaksanaannya penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru mata
pelajaran IPS. Adapun langkah- langkah yang dilakukan untuk tiap siklus
pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
Siklus I
a)
Tahap Perencanaan
Pada
tahap perencanaan ini pneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mendiskusikan dengan guru mata pelajaran IPS tentang
permasalahan pembelajaran dan tindakan yang direncanakan, serta meminta
kesediaan guru mata pelajaran IPS untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan
tindakan.
b)
Menyusun perangkat pembelajaran berupa rencana pembelajaran
yang disetting sebagai PTK, bahan pengajaran yang akan diberikan, menyiapkan
media pembelajaran pendukung, bahan tugas untuk siswa, kisi- kisi soal, alat
evaluasi serta menyusun alat evaluasi bersama guru mitra.
c) Menyusun lembar kerja sisiwa bersama guru.
d) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan guru bersama
guru mitra.
b. Tahap Tindakan
Penelitian
ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran IPS.
Adapun
kegiatannya sebagai berikut:
Pertemuan
pertama
Dalam pertemuan ini membahas materi
tentang mengenal peta dengan urutan kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apakah telah mengenal internet”
sebagai prasayarat untuk dapat mengikuti pembehasan materi mengenal peta
melalui media google earth,
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan melakukan
demonstrasi mengenal peta melalui media google earth.
3.
Guru menjelaskan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran.
4.
Guru memberikan penjelasan mengenai cara penggunaan media google earth
5.
Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang dapat dikerjakan
secara individu.
6.
Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang kurang
mengerti.
7.
Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal latihan
dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan
guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
8.
Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal
manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh siswa.
9.
Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
10.
Guru memberikan PR kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua
Kegiatan
yang dilakukan dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut:
1.
Guru membahas PR dan menerangkan soal yang dianggap sulit oleh siswa
2.
Guru memberikan soal test pada siklus I dengan waktu 50 menit.
3.
Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus I
c. Tahap Pengamatan (observasi)
Mengingat dalam penelitian ini
dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru, maka pada tahap pengamatan (observasi)
aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dipantau oleh
peneliti dan dibantu oleh salah seorang pengamat dengan menggunakan pedoman lembar
observasi aktivitas siswa.
d.Tahap
Refleksi
Pada tahap ini data- data yang
diperoleh dari siklus I dikumpukan untuk dianalisis dan selanjutnya diadakan
refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh, sehingga dapat diketahui ada
tidaknya peningkatan aktivitas belajar dan minat belajar siswa sebelum tindakan
dan sesudah tindakan. Aktivitas dan minat belajar inilah yang nantinya
digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.
Siklus II
a.Tahap perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I baik yang berkaitan dengan sisiwa, guru ataupun perangkat, maka diadakan
perencanaan ulang meliputi:
1. Pendekatan, strategi, metode dan
media pembelajaran
2. Menciptakan suasana belajar yang
lebih melibatkan keaktivan siswa
3. Menyusun struktur pembelajaran yang
lebih efektif dan efisien
4. Pengelolaan kelas
Perencanaan
yang lainnya sama sebagaimana pada perencanaan siklus pertama.
b. Tahap Tindakan
b. Tahap Tindakan
Pertemuan
ketiga
Dalam pertemuan ini membahas materi
mengenal simbol- simbol pada peta dengan
urutan kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut:
1.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apa yang dilihat
jika melihat sebuah
peta” sebagai prasarat untuk dapat
mengikuti pembahasan materi mengenal simbol- simbol pada peta.
2.
Guru melaksanakan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran.
3.
Guru menjelaskan
mengenai simbol- simbol pada peta, dan serta tujuan simbol- simbol dalam
membaca peta.
4.
Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang
dapat dikerjakan secara individu.
5.
Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada
siswa yang kurang mengerti.
6.
Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa
membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan
kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
7.
Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada
siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh
siswa.
8.
Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
9.
Guru memberikan PR kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan
keempat
10.
Dalam pertemuan ini membahas materi mengenai simbol- simbol
pada peta dengan urutan kegiatan sebagai berikut:
1.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa” apakah siswa masih mengingat simbol-
simbol pada peta” sebagai prasarat untuk melanjutkan materi minggu lalu.
2.
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan simbol- simbol yang
ada pada peta google earth.
3. Guru menjelaskan rencana kegiatan
dan tujuan pembelajaran
4.
Menggunakan media google earth guru memberikan penjelasan mengenai simbol-
simbol seperti simbol danau, jalan, sungai, laut, gunung, dll
5.
Guru memberikan soal latihan siklus II berupa lembar kerja siswa yang
dikerjakan secara individu.
6.
Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang kurang
mengerti.
7.
Setelah cukup diberi waktu 30 menit
guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk
memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil
kerjanya.
8. Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada
siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai
ataupun yang sudah dikuasai oleh siswa.
9. Guru mengoreksi hasil kerja siswa
dan mempersentasikan hasil tes siklus II
10. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
11.
Guru memberikan motivasi kepada siwa untuk mengulangi pelanjelasan mengenai
materi mengenal peta dengan menggunakan google earth di rumah.
c. Tahap Pengamatan (observasi)
Observasi
dilakukan sebagaimana pada siklus I, yaitu pada tahap pengamatan (observasi),
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dipantau langsung oleh peneliti dan
dibantu oleh salah seorang pengamat dengan menggunakan pedoman lembar observasi
aktivitas siswa.
d. Tahap refleksi
Peneliti
menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II, sebagaimana yang dilakukan
pada siklus I. selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Apakah dengan media
yang digunakan dalam penelitian ini akan meningkatkan minat belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Data tentang aktivitas belajar siswa
diperoleh melalui pengamatan langsung kepada setiap siswa dengan menggunakan lembar observasi. Observasi
dilakukan terhadap indikator-indikator yang meliputi ketelitian, sikap kritis,
ketekunan, kreativitas, pemusatan perhatian, mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, mengerjakan lembar kerja siswa dan membuat rangkuman.
2. Data tentang minat belajar siswa diperoleh melalui proses
belajar dan keaktifan siswa.
3. Data tentang proses pembelajaran diperoleh melalui lembar
observasi yang berisi aspek- aspek proses pembelajaran.
E. Analisis
Data
Data
yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu membandingkan
minat belajar
sebelum tindakan dengan sesudah tindakan.
1.
Data tentang aktivitas belajar siswa
Data
tentang aktivitas belajar siswa dengan menggunakan media gogle earth dapat
dianalisis dengan menggunakan persamaan:
%aktivitas
belajar siswa = skor total yang diperoleh x 100 %
Skor
Maksimum
2.
Data tentang minat belajar siswa
Data
tentang minat belajar siswa dengan menggunakan media google earth dianalisis dengan
menggunakan persamaan:
%aspek minat belajar siswa = Jumlah
skor yang diperoleh x 100%
Jlh skor maksimum
3.
Data tentang indikator belajar siswa
Data
tentang indikator belajar siswa dengan menggunakan media google earth
dianalisis dengan menggunakan persamaan:
%
indikator belajar siswa= Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Jlh
skor maksimum
4.
Data tentang hasil belajar siswa
Data
tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan media google earth dianalisis dengan
menggunakan persamaan:
%
indikator belajar siswa= Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Jlh
Siswa (32)
Dalam
menentukan kriteria aspek- aspek tahapan penilaian belajar siswa digunakan
pedoman sebagai berikut:
80%
- 100% = SB
70%
- 79% = B
60%
- 69% = C
0%
- 59% = K
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di kelas VIIA SMP Negeri 3 Sungai Ambawang dengan jumlah siswa 32 orang orang, yang terdiri dari 12
orang siswa laki- laki dan 20 orang siswa perempuan.
Menurut
pengamatan peneliti secara fisik dan intelegensi bahwa siswa kelas VIIA memiliki kecakapan yang hampir sama
atau rata- rata. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas dan minat belajar siswa
kelas VIIA mengenai materi peta di saat melaksanakan observasi
awal yang menjadi landasan peneliti dalam melakukan tindakan.
a. Observasi Awal
Dari
observasi awal yang peneliti lakukan ternyata banyak didapati masalah-masalah
serta kelemahan- kelemahan siswa, sehingga siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran
IPS khususnya materi peta. Hal ini disebabkan oleh:
1). Kurangnya keterampilan guru
dalam memilih media yang tepat dalam pembelajaran, 2). Guru belum
memanfaatkan/menggunakan media google earth.
3). Minat belajar siswa kurang atau
belum sesuai dengan apa yang diharapkan. dan masalah yang paling menonjol yaitu
dalam melaksanakan pembelajaran kebanyakan masih bersifat konvensional, artinya
guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dan belum memanfaatkan media
pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran yang dilakukan cenderung
kurang menarik bagi siswa. Selain itu guru belum sepenuhnya memanfaatkan alat
peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kebanyakan masih menggunakan
alat peraga standart/ yang manual seperti menggunakan peta, atlas atau globe
(media 2 dimensi). Untuk mengatasi hal itu perlu diadakan uji coba menggunakan
media pembelajaran yang baru yaitu melalui google earth.
Melihat kondisi tersebut peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS hendak memperbaiki minat belajar siswa ini dengan mempehatikan hal- hal yang harus dibenahi seperti alat atau media yang dapat menarik minat siswa dengan memanfaatkan media google earth dalam proses pembelajaran.
Melihat kondisi tersebut peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS hendak memperbaiki minat belajar siswa ini dengan mempehatikan hal- hal yang harus dibenahi seperti alat atau media yang dapat menarik minat siswa dengan memanfaatkan media google earth dalam proses pembelajaran.
b. Tindakan
Siklus I.
Setelah dilakukan observasi awal dan
diketahui minat belajar siswa, maka langkah yang selanjutnya adalah
dilakukannya tindakan siklus I yang terdiri dari empat tahap. Tahapan- tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti
terlebih dahulu mendiskusikan dengan guru mata pelajaran IPS tentang
permasalahan pembelajaran dan tindakan yang direncanakan, menyusun perangkat
pembelajaran berupa rencana pembelajaran yang disetting sebagai PTK, bahan
pengajaran yang akan diberikan, menyiapkan media pembelajaran pendukung, bahan
tugas untuk siswa, kisi- kisi soal, alat evaluasi serta menyusun alat evaluasi
bersama guru mitra, menyusun lembar kerja sisiwa bersama guru, menyusun lembar
observasi aktivitas siswa dan guru bersama guru mitra.
Dari hasil kesepakatan peneliti bersama kolaborator untuk memanfaatkan media google earth sebagai media yang akan digunakan, pelaksanaan siklus I ini diadakan dua kali pertemuan. Hal ini bertujuan untuk melihat aktivitas siswa dalam meningkatkan minat belajar IPS terutama dalam materi mengenal peta. Mengingat betapa kompleksnya materi pengenalan peta jika menggunakan media google earth yang dapat dilihat secara nyata, baik dari wilayah- wilayahnya, simbol- simbolnya, lautannya, pulau- pulaunya dan gunung serta wilayah- wilayahnya yang dari yang terbesar sampai wilayah terkecil.
Dari hasil kesepakatan peneliti bersama kolaborator untuk memanfaatkan media google earth sebagai media yang akan digunakan, pelaksanaan siklus I ini diadakan dua kali pertemuan. Hal ini bertujuan untuk melihat aktivitas siswa dalam meningkatkan minat belajar IPS terutama dalam materi mengenal peta. Mengingat betapa kompleksnya materi pengenalan peta jika menggunakan media google earth yang dapat dilihat secara nyata, baik dari wilayah- wilayahnya, simbol- simbolnya, lautannya, pulau- pulaunya dan gunung serta wilayah- wilayahnya yang dari yang terbesar sampai wilayah terkecil.
b)
Tahap Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan secara
kolaboratif dengan guru mata pelajaran IPS. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
Pertemuan
Pertama
Dalam pertemuan ini membahas materi
tentang mengenal peta dengan urutan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa “apakah telah mengenal internet” sebagai prasayarat untuk dapat mengikuti
pembehasan materi mengenal peta melalui media google earth,
2. Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan melakukan demonstrasi mengenal peta melalui media google earth.
3. Guru menjelaskan rencana kegiatan
dan tujuan pembelajaran.
4. Guru memberikan penjelasan
mengenai cara penggunaan media google earth.
5. Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang dapat dikerjakan secara individu.
5. Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang dapat dikerjakan secara individu.
6. Guru berkeliling mengawasi dan
memberi bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti.
7. Setelah cukup diberi waktu 30
menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk
memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil
kerjanya.
8. Selesai membahas latihan- latihan
soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun
yang sudah dikuasai oleh siswa.
9. Guru membimbing siswa untuk
membuat rangkuman.
10. Guru memberikan PR kepada siswa
untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua
Kegiatan yang dilakukan dalam
pertemuan ini adalah sebagai berikut:
1. Guru membahas PR dan menerangkan soal yang dianggap sulit oleh siswa
2. Guru memberikan soal test pada siklus I dengan waktu 10 menit.
3. Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus I.
1. Guru membahas PR dan menerangkan soal yang dianggap sulit oleh siswa
2. Guru memberikan soal test pada siklus I dengan waktu 10 menit.
3. Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus I.
c.
Tahap Pengamatan (observasi)
Mengingat dalam penelitian ini dilaksanakan
secara kolaboratif dengan guru, maka pada tahap pengamatan (observasi)
aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dipantau oleh
peneliti dan dibantu oleh salah seorang pengamat dengan menggunakan pedoman
lembar observasi aktivitas siswa.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS mengenai materi mengenal peta menggunakan media google earth pada siklus I masih kurang, hal ini terlihat dalam beberapa aspek penilaian aktivitas belajar siswa yakni kedisiplinan, keseriusan, adanya interaksi siswa dengan media yang digunakan, keaktifan siswa, motivasi siswa dan siswa senang menerima pelajaran serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS mengenai materi mengenal peta menggunakan media google earth pada siklus I masih kurang, hal ini terlihat dalam beberapa aspek penilaian aktivitas belajar siswa yakni kedisiplinan, keseriusan, adanya interaksi siswa dengan media yang digunakan, keaktifan siswa, motivasi siswa dan siswa senang menerima pelajaran serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar.
d.Tahap Refleksi
Setelah dilakukannya pelaksanaan
maka diadakan refleksi. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan aktivitas belajar dan minat belajar siswa sebelum dan sesudah
tindakan yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus
berikutnya. Pembelajaran IPS dengan menggunakan media google earth dalam data
aktivitas belajar siswa bahwa dari hasil refleksi dan deskripsi data yang telah
diuraikan tersebut ternyata dari segi hasil aktivitas belajar, minat belajar
dan segi indikator belajar siswa yang diadakan oleh peneliti belum mencapai hasil
yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih kurangnya minat siswa dalam
menggunakan menggunakan media google earth terutama pada pembelajaran IPS
mengenai materi Peta. Peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan ini
belum mencapai indikator kinerja yang sesuai dengan harapan dan akan
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Tindakan Siklus II
a.Tahap perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I baik yang berkaitan dengan sisiwa, guru ataupun perangkat, maka diadakan
perencanaan ulang meliputi:
1. Pendekatan, strategi, metode dan
media pembelajaran
2. Menciptakan suasana belajar yang
lebih melibatkan keaktivan siswa
3. Menyusun struktur pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
3. Menyusun struktur pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
4. Pengelolaan kelas.
5. Perencanaan yang lainnya sama sebagaimana
pada perencanaan siklus pertama.
b. Tahap Tindakan
Pertemuan
ketiga
Dalam pertemuan ini membahas materi
mengenal simbol- simbol pada peta dengan urutan kegiatan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa “apa yang dilihat jika melihat sebuah atlas” sebagai prasarat untuk dapat
mengikuti pembahasan materi mengenal simbol- simbol pada peta.
2. Guru melaksanakan rencana kegiatan
dan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan mengenai simbol
simbol pada peta, dan serta tujuan simbol- simbol dalam membaca peta.
4. Guru memberikan soal latihan
berupa lembar kerja siswa yang dapat dikerjakan secara individu.
5. Guru berkeliling mengawasi dan
memberi bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti.
6. Setelah cukup diberi waktu 30
menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk
memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil
kerjanya.
7. Selesai membahas latihan- latihan
soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun
yang sudah dikuasai oleh siswa.
8. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
8. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
9. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan keempat
Pertemuan keempat
Dalam pertemuan ini membahas materi
mengenai simbol- simbol pada peta dengan
urutan kegiatan sebagai berikut:
1. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa” apakah siswa masih mengingat simbol- simbol pada peta” sebagai prasarat
untuk melanjutkan materi minggu lalu.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan simbol- simbol yang ada pada peta google earth.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan simbol- simbol yang ada pada peta google earth.
3. Guru menjelaskan rencana kegiatan
dan tujuan pembelajaran
4. Menggunakan media google earth
guru memberikan penjelasan mengenai simbol- simbol seperti simbol danau, jalan,
sungai, laut, gunung, dll
5. Guru memberikan soal latihan
siklus II berupa lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individu.
6. Guru berkeliling mengawasi dan
memberi bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti.
7. setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
7. setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
8. Selesai membahas latihan- latihan
soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun
yang sudah dikuasai oleh siswa.
9. Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus II
10. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
9. Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus II
10. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
11. Guru memberikan motivasi kepada
siwa untuk mengulangi pelanjelasan mengenai materi mengenal peta dengan menggunakan
google earth di rumah.
c. Tahap Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan sebagaimana pada
siklus I, yaitu pada tahap pengamatan (observasi), aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dipantau langsung oleh peneliti dan dibantu oleh salah
seorang pengamat dengan menggunakan pedoman lembar observasi aktivitas siswa.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPS mengenai materi mengenal peta menggunakan media google earth pada siklus II
sudah baik, hal ini terlihat dalam beberapa aspek penilaian aktivitas belajar
siswa yakni kedisiplinan, keseriusan, adanya interaksi siswa dengan media yang
digunakan, keaktifan siswa, motivasi siswa dan siswa senang menerima pelajaran
serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar.
d.Tahap refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan
kelas pada siklus II, sebagaimana yang dilakukan pada siklus I bahwa
pembelajaran IPS dengan menggunakan media google earth dalam data aktivitas
belajar siswa, minat belajar siswa dan pengamatan indikator belajar siswa dapat
dilihat bahwa deskripsi data yang telah diuraikan tersebut bahwa ternyata dari
segi hasil aktivitas belajar, minat belajar dan segi indikator belajar siswa
yang diadakan oleh peneliti sudah mencapai hasil yang optimal. Hal ini
ditunjukkan dengan nampaknya minat siswa dalam menggunakan media google earth
terutama pada pembelajaran IPS mengenai materi Peta. Peneliti menyimpulkan
bahwa tindakan yang dilakukan ini telah mencapai indikator kinerja yang sesuai
dengan harapan/ berhasil dan tidak dilanjutkan ke siklus berkutnya.
B. Pembahasan
Dari
hasil refleksi dan deskripsi data yang telah diuraikan tersebut bahwa ternyata
dari segi hasil aktivitas belajar, minat belajar dan segi indikator belajar
siswa yang diadakan oleh peneliti belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini
ditunjukkan dengan masih kurangnya minat siswa dalam menggunakan menggunakan
media google earth terutama pada pembelajaran IPS mengenai materi Peta.
Peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan ini belum mencapai
indikator kinerja yang sesuai dengan harapan dan akan dilanjutkan ke siklus
berkutnya . Dari hasil refleksi
dan deskripsi data yang telah diuraikan tersebut bahwa ternyata dari segi hasil
aktivitas belajar, minat belajar dan segi indikator belajar siswa yang diadakan
oleh peneliti sudah mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan
nampaknya minat belajar siswa dalam menggunakan media google earth terutama
pada pembelajaran IPS mengenai materi Peta. Melihat minat belajar siswa kelas VIIA yang dicapai dari siklus I dan
siklus II berarti semakin memperjelas adanya manfaat dari penggunaan media
google earth dalam pembelajaran IPS terutama materi mengenal peta. Berdasarkan
deskripsi yang dijelaskan pada pembahasan tersebut, maka jelaslah bahwa media
google earth telah berhasil meningkatkan minat belajar siswa sesuai dengan
indikator yang diharapkan yakni jika aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran mencapai 65% dan jika minat belajar siswa yang dikenai tindakan
memperoleh daya serap 75% ke atas selama proses pembelajaran.
Dengan
demikian, maka hipotesis tindakan yang berbunyi “Jika Dalam Pembelajaran IPS Khususnya
Materi Peta Diajarkan Dengan Menggunakan Media Google Earth, Maka Minat Belajar
Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 3
Sungai Ambawang
Akan Meningkat dan Dapat Diterima”.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pelaksanaan pembelajaran IPS pada
materi peta dengan pemanfaatan media google earth yang sesuai dengan prosedur yang
direncanakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIIA SMP Negeri 3 Sungai Ambawang. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang
diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa. Setelah ada motivasi maka pada
pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat
baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat dalam belajar IPS terutama pada
materi peta dengan pemanfaatan media google earth.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh maka dapat
disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Kepada kepala sekolah
a) Lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.
b) Hendaknya lebih menekankan pada guru untuk menggunakan
media pembelajaran yang tepat dan canggih untuk kelancaran proses belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2.
Kepada Guru
a) Diharapkan dalam suatu pembelajaran dapat
menggunakan media yang tepat demi mendukung kelancaran pembelajaran
b) Diharapkan kepada guru agar
selalu menggunakan peta google earth pada pembelajaran IPS tentang materi
pengenalan peta agar siswa lebih tertarik lagi dan ingin mencoba sendiri dimana
saja (warnet, dan rumah).
DAFTAR PUSTAKA
Arif
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja
Grasindo Persada
|
Arthur J. Gates dalam Fudyartanto
http://www.find-docs.com/aspek-aspek-minat-belajar-pada-siswa.html
(27-1-2011)
|
|
Crow, L.D., dan Crow, A. 1982.
Psikologi Pendidikan, penerj. Kasijan Z,. Surabaya: PT Bina Ilmu
|
Dailer dalam Sumartono. 1983.
Modifikasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung Tarsito
|
Dimiyati dan Mudjiono. 1999.
Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta
|
Hamalik.2004. Kurikulum dan
Pembelajaran. PT. Bumi Aksara
|
Mohamad Arbin Samsudin, 2005.
Psikologi Pendidikan. Jakarta PT.Rosdakarya
|
Purbakawaca dalam Nurkancana,
1987. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta
|
Rahadi Aristo. Media Pembelajaran.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar.Jakarta
|
Uno. Dkk. 2004. Model
Pembelajaran. Nurul Jannah Gorontalo
|
Usman Basirudin. 2002. Metode
Pembelajaran. Ciputat Press. Jakarta
|
Rahmat Widodo, 2010. Google
Earth,http://pieterkemur.wordpress.com
|
LAMPIRAN
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 3 SUNGAI AMBAWANG
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali
perkembangan lingkungannya
Kompetensi Dasar : 4.1. Menggunakan
peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan
Indikator
: 1. Membedakan
peta, atlas, dan globe
1.
Mengidentifikasi jenis, bentuk dan pemanfaatan peta
Alokasi
Waktu : 2
jam pelajaran ( 1 x pertemuan )
A.
Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan
1
1.
Dengan
menggunakan media google earth, peserta
didik dapat menjelaskan perbedaan peta,
atlas dan globe
b. Dengan
menggunakan media google earth, peserta
didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis peta
c.
Dengan
menggunakan media google earth, peserta
didik dapat mengidentifikasi bentuk peta
d.
Dengan
menggunakan media google earth, peserta
didik dapat mengidentifikasi manfaat peta
B.
Karakter
siswa yang diharapkan : Disiplin
( Discipline )
Rasa
hormat dan perhatian ( respect )
Tekun
( diligence )
Tanggung
jawab ( responsibility )
Ketelitian
( carefulness)
C. MATERI
PEMBELAJARAN
1.
Perbedaan
peta, atlas dan globe
a.
Peta
adalah gambaran konvensional sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang
ditampilkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala
tertentu.
b.
Atlas
adalah kumpulan peta-peta yang disusun secara teratur dan dijilid rapi menjadi
sebuah buku.
c.
Globe
adalah tiruan bola bumi dalam ukuran kecil atau bentuk miniatur dari bumi.
- Mengidentifikasi jenis-jenis peta.
Ada berbagai jenis peta. Jenis-jenis peta
tersebut digolongkan berdasarkan isi dan
skala yang digunakan.
a.
Berdasarkan isinya, peta terdiri atas :
~ peta umum dan peta khusus atau peta tematik.
Contoh peta umum antara lain ialah peta dunia dan peta Indonesia. Termasuk
dalam kelompok ini ialah peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan
kenampakan umum permukaan bumi secara rinci. Contoh peta khusus antara lain
ialah peta wisata, peta curah hujan, peta vegetasi, dan peta kepadatan
penduduk.
b.
Berdasarkan skala yang digunakan, peta dapat dibedakan menjadi :
~ peta skala sangat besar, peta skala besar,
peta skala sedang, peta skala kecil, dan peta skala sangat kecil.
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk peta.
Berdasarkan
bentuknya, peta dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
peta datar, peta timbul, dan peta digital.
a.
Peta datar ialah peta yang dibuat pada suatu bidang datar. Inilah
peta yang biasa kamu temui sehari-hari.
b.
Peta timbul ialah peta tiga dimensi yang menggambarkan permukaan
bumi seperti keadaan sebenarnya. Misalnya, gunung atau rangkaian pegunungan
berupa tonjolan ke atas.
c.
Peta digital ialah peta yang tersimpan di perangkat komputer
seperti hard disk,disket, compact disk (CD). Jika ingin menggunakannya, kita
memerlukan monitorkomputer.
- Mengidentifikasi pemanfaatan peta.
a.
Ada beberapa manfaat peta umum :
~ Untuk mengetahui
daerah pegunungan, dan laut dan sebagainya dengan bantuan simbol- simbol peta.
~ Sebagai sarana
pemandu wisata menunjukkan tempat-tempat objek wisata.
~ Untuk mencari
letak suatu tempat dengan pertolongan garis lintang dan garis bujur
~ Untuk mencari
daerah waktu dengan pertolongan garis bujur
~ Untuk
menentukan daerah iklim matahari dengan bantuan garis lintang
b.
Manfaat peta khusus atau peta tematik :
~ Untuk
mengetahui penyebaran daerah penghasil padi, jagung, dan lain-lain.
~ Untuk
mengetahui penyebaran daerah penghasil tambang, dan
~ Untuk
mengetahui penyebaran penduduk dan jumlah penduduk, dan sebagainya.
G. Alokasi Waktu : 2
x 40 Menit (pertemuan 1)
H. Media/Pendekatan/Metode Pembelajaran :
a.
Media Pembelajaran : Google Earth
b.
Pendekatan : CTL
c.
Metode : Ceramah, Tanya jawab, pemberian tugas
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan (10 Menit)
a. Pendahuluan
- Guru
menyiapkan kondisi peserta didik untuk siap belajar
- Guru mengucapkan salam
- Guru dan peserta didik membaca
basmallah/doa
b.
Appersepsi
- Guru
meminta peserta didik mengingat rute perjalananmu dari rumah ke sekolah!
- Peserta
didik diminta untuk saling bertukar tulisan tentang rute perjalanan tersebut
dengan temannya, kemudian ditanya “Mudah atau sukarkah kamu menemukan rumah
temanmu dengan uraian rute perjalanan tersebut ?”
- Alat bantu apakah yang dapat memudahkan untuk
menemukan rumah temanmu tersebut ?
c. motivasi
- Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru
menyampaikan pentingnya mempelajari peta, atlas dan globe
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
Eksplorasi
1.
Guru
menyampaikan materi
2.
Guru
melibatkan secara aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
3.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok
Elaborasi
4.
Guru
memberi tugas kelompok untuk dikerjakan peserta didik dalam kelompoknya
masing-masing
5.
Peserta
didik dalam kelompok mampu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
6.
Guru
memberi kuis/pertanyaan kepada peserta didik, pada saat menjawab
kuis/pertanyaan, peserta didik tidak boleh saling membantu. Demikian seterusnya
sampai semua kuis/pertanyaan guru dapat dijawab oleh peserta didik
7.
Guru
bersama peserta didik membahas jawaban dari peserta didik atas kuis/pertanyaan
yang diberikan guru
Konfirmasi
8.
Peserta didik diberi kesempatan bertanya
mengenai hal-hal yang belum dipahami (questioning)
9.
Guru
menjawab pertanyaan peserta didik
3. Kegiatan Akhir/Penutup (10
Menit) (Refleksi)
a.
Peserta
didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
b.
Peserta
didik dan guru melakukan refleksi
c.
Guru
memberikan tugas kepada peserta didik membuat rute perjalanan rumah siswa ke
sekolah
d.
Guru
bersama-sama peserta didik menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan salam
J. Penilaian
1. Teknik : tes lisan
2. Bentuk Instrumen : Uraian dan jawaban
singkat
3. Soal
Jawablah pertanyaan ini dengan benar!
1. Jelaskan
perbedaan peta, atlas, dan globe
2. Jelaskan
jenis-jenis peta
3. Jelaskan bentuk-bentuk peta
4. Jelaskan manfaat peta
4. Kunci Jawaban
NO
|
KUNCI JAWABAN
|
NILAI
|
1
|
a.
Peta
adalah gambaran keadaan sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang
ditampilkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala
tertentu.
b.
Atlas
adalah kumpulan peta-peta yang disusun secara teratur dan dijilid rapi
menjadi sebuah buku.
c.
Globe
adalah tiruan bola bumi dalam ukuran kecil atau bentuk miniatur dari bumi.
|
10
10
10
|
2
|
Jenis-jenis peta dapat digolongkan berdasarkan isi dan skala yang digunakan
a.
Berdasarkan isinya, peta terdiri atas :
~ peta umum dan peta
khusus atau peta tematik. Contoh peta umum antara lain ialah peta dunia dan
peta Indonesia. Termasuk dalam kelompok ini ialah peta topografi, yaitu peta
yang menggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara rinci. Contoh peta
khusus antara lain ialah peta wisata, peta curah hujan, peta vegetasi, dan
peta kepadatan penduduk.
b.
Berdasarkan skala yang digunakan, peta dapat dibedakan menjadi
:
~ peta skala sangat besar, peta skala besar,
peta skala sedang, peta skala kecil, dan peta skala sangat kecil.
|
10
10
|
3
|
Berdasarkan
bentuknya, peta dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
peta datar, peta timbul, dan peta digital.
1.
Peta datar ialah peta yang dibuat pada suatu bidang datar.
Inilah peta yang biasa kamu temui sehari-hari.
2.
Peta timbul ialah peta tiga dimensi yang menggambarkan permukaan
bumi seperti keadaan sebenarnya. Misalnya, gunung atau rangkaian pegunungan
berupa tonjolan ke atas.
3.
Peta digital ialah peta yang tersimpan di perangkat komputer
seperti hard disk, disket, compact disk (CD). Jika ingin menggunakannya, kita
memerlukan monitor komputer.
|
10
10
10
|
4
|
a.
Ada beberapa manfaat peta umum :
~ Untuk mengetahui daerah pegunungan, dan
laut dan sebagainya dengan bantuan simbol-
simbol peta.
~ Sebagai sarana pemandu wisata menunjukkan
tempat-tempat objek wisata.
~ Untuk mencari letak suatu tempat dengan
pertolongan garis lintang dan garis bujur
~ Untuk mencari daerah waktu dengan
pertolongan garis bujur
~ Untuk menentukan daerah iklim matahari
dengan bantuan garis lintang
b.
Manfaat peta khusus atau peta tematik :
~ Untuk mengetahui penyebaran daerah
penghasil padi, jagung, dan lain-lain.
~ Untuk mengetahui penyebaran daerah
penghasil tambang, dan
~ Untuk mengetahui penyebaran penduduk dan
jumlah penduduk, dan sebagainya.
|
10
10
|
JUMLAH
|
100
|
K. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Kartu kuis/ pertanyaan, internet
2. Sumber :
a. Muh.
Nurdin, SW. Warsito, Muh. Nursa’ban, tahun 2008, Mari Belajar IPS, untuk
SMP/MTs kelas VII, Jakarta, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
b. IPS
kelas VII, 2006, penerbit CV. Teguh Karya Solo
Format
pengamatan pelaksanaan diskusi
NO
|
Nama Siswa
|
Aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
||||||||
2
|
||||||||
3
|
||||||||
4
|
||||||||
5
|
||||||||
dst
|
Keterangan :
1.
Keberanian
mengemukakan pendapat
2.
Keaktifan/peran
serta
3.
Menghargai
pendapat teman
4.
Kerja
sama dalam kelompok
5.
Memecahkan
masalah
Rata-rata skor = Jumlah skor/Jumlah aspek
Rentang penilaian :
Sangat Baik (A) = 85
– 100
Baik (B) = 70 – 84
Cukup (C) = 55
– 69
Kurang (D) = 40
– 54
Kurang Sekali = <
40
Mengetahui,
Kepala SMPN 3 Sungai Ambawang
Lahmudin A. Rani,
S.Pd
NIP.
195810131980121003
|
Sungai Ambawang, Januari 2012
Guru Mapel
IPS
Ina Yulianti, S.Pd
NIP. 197207242008012003
|
KISI-KISI SOAL PRE TEST
DAN POST TEST
Standar Kompetensi :
4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan
lingkungannya
KOMPETENSI DASAR
|
MATERI PEMBELAJARAN
|
INDIKATOR
|
NO. SOAL
|
KUNCI
|
4.1. Menggunakan peta, atlas, dan globe, untuk
mendapatkan informasi keruangan
|
· Pengertian peta, atlas, dan globe
|
·
Membedakan peta, atlas,
dan globe
|
1
|
C
|
2
|
D
|
|||
3
|
B
|
|||
4
|
B
|
|||
5
|
A
|
|||
· Jenis peta dan bentuk peta
|
·
Mengidentifikas jenis,
bentuk dan pemanfaatan peta
|
6
|
A
|
|
7
|
B
|
|||
8
|
D
|
|||
9
|
D
|
|||
10
|
C
|
|||
11
|
B
|
|||
12
|
C
|
|||
13
|
D
|
|||
14
|
C
|
|||
15
|
A
|
|||
16
|
D
|
|||
17
|
A
|
|||
18
|
B
|
|||
19
|
A
|
|||
20
|
C
|
Kelas : VII(Tujuh) Semester
: II (genap)
Pilihlah
salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
1.
Gambaran
permukaan bumi yang diskalakan dan dibuat pada bidang datar, dan dilihat dari
atas disebut …
a.
Atlas
c. Peta
b.
Legenda
d. Kaligrafi
2.
Kumpulan
bermacam-macam peta yang disusun rapi dalam bentuk buku disebut … .
a.
Miniatur c. Globe
b.
Peta
d. Atlas
3.
Tiruan
bola bumi dalam ukuran kecil atau bentuk miniatur dari bumi disebut … .
a.
Miniatur
bumi c. Atlas
b.
Globe
d. Peta
4.
Peta
biasanya ditampilkan pada bidang datar sedangkan globe ditampilkan dalam bentuk
… .
a.
Buku
c. Kaligrafi
b.
Tiruan
Bola bumi d. lembaran peta
5.
Tampilan
atlas yaitu dalam bentuk sebuah buku yang berisikan … .
a.
Lembaran-lembaran
peta c. legenda
b.
Lembaran
gambar d. daftar isi
6.
Peta
yang menggambarkan objek wisata yang terdapat di suatu daerah adalah jenis peta
… .
a.
Peta
pariwisata c. Peta flora dan fauna
b.
Peta
tambang d. Peta iklim
7.
Sebuah
peta memiliki skala 1 : 5.000. termasuk jenis peta … .
a.
Geografis
c. Besar
b.
Kadaster
d. kecil
8.
Yang
bukan merupakan jenis peta berdasarkan skalanya adalah … .
a.
Peta
kadaster c. peta geografis
b.
Peta
skala sedang d. Peta datar
9.
Jenis
peta berdasarkan isinya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu … .
a.
Peta
timbul dan peta digital c. Peta khusus dan peta timbul
b.
Peta
umum dan peta digital d. Peta khusus dan peta umum
10. Perhatikan Peta Indonesia berikut
ini
Peta Indonesia termasuk dalam
jenis peta … .
a.
Khusus
c. Umum
b.
Datar d.
Digital
11.
Berdasarkan
bentuknya, peta yang tersimpan dalam film, disket, dan hardisk termasuk … .
a.
Peta
biasa c. Peta umum
b.
Peta
digital d. Peta timbul
12.
Pada
peta umum, bagian atas peta selalu menunjukkan arah … .
a.
Barat
c. Utara
b.
Selatan
d. Timur
13.
Untuk
menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya di permukaan
bumi digunakan … .
a.
Garis
astronomis c. Legenda
b.
Inset
d. Skala
14. Simbol warna biru pada peta menunjukkan
daerah … .
a.
Dataran
rendah c. Perairan
b.
Pegunungan
d. Dataran tinggi
15. Unsur atau bagian peta yang berisi keterangan
simbol-simbol adalah … .
a.
Legenda c. Orientasi arah
b.
Judul
peta d. inset
16.
Luas
daerah pada peta harus sesuai dengan luas daerah sebenarnya dilapangan, ini
syarat menggambar peta yaitu … .
a.
Unconform
c. Conform
b.
Equidistant
d.
Equivalent
17.
Berikut
ini yang bukan syarat yang harus dipenuhi dalam menggambar peta adalah … .
a.
Unconform
c.
conform
b.
Equidistant
d. Equivalent
18.
Memperbesar
atau memperkecil peta secara sederhana dapat dilakukan dengan sistem dam atau petak-petak melalui pertolongan garis …
.
a.
Garis
lintang c.
Garis bujur
b.
Garis
koordinat d. Garis astronomis
19.
Untuk
mengetahui penyebaran penduduk dan jumlah penduduk suatu daerah merupakan salah
satu manfaat dari … .
a.
Peta
khusus A c. Peta umum
b.
Peta
penduduk Indonesia d. Peta kepadatan penduduk
20. Berikut ini yang bukan manfaat peta umum
adalah … .
a.
Untuk
mencari letak suatu tempat dengan pertolongan garis lintang dan garis bujur
b.
Untuk
mencari daerah waktu dengan pertolongan garis bujur
c.
Untuk
mengetahui penyebaran daerah penghasil tambang
d.
Untuk
mencari daerah waktu dengan pertolongan garis bujur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar