MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Oleh : Ina Yulianti
Artikel Ilmiah Populer
Keberhasilan seseorang dalam
kehidupan tidak terlepas dari usaha yang dilakukannya secara maksimal. Dasar
utama yang dapat membuat seseorang melakukan usaha secara maksimal adalah minat
atau keinginan yang kuat. Menurut The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor pokok
untuk meraih sukses dalam studi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa salah satu sebab
utama dari kegagalan studi para siswa ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci arti penting minat dalam kaitannya
dengan pelaksanaan studi ialah minat melahirkan perhatian yang serta merta,
minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan perhatian
dari luar, minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, dan minat
memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan
prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya
minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat
menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat
dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi
macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak
cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan
minat ini dapat bertahan selama hidupnya.
Minat belajar merupakan faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan
belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan
mempengaruhi proses belajar
mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru IPS menemukan
kendala di dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran IPS. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar
pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dapat kita contohkan, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang
bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa
memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan
tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan
tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi.
Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak berminat di bidang sejarah atau tidak punya
minat mempelajari sejarah. Dengan
kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat
belajar siswa terutama dalam pembelajaran.
Guru
sebagai motivator bagi peseta didik sudah seharusnya terlibat langsung dalam
memberikan motivasi agar minat belajar siswa dapat muncul. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa bersumber dari dirinya dan dari luar dirinya
atau lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat) antara lain sebagai
berikut :
1. Faktor dalam
diri siswa, yang terdiri dari :
a. Aspek jasmaniah,
mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi
fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi
minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera
penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat
belajar pada dirinya
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi
perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor
dari diri siswa dan dari luar siswa saling berkaitan
dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung
mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya
minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97),
faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa adalah
sebagai berikut :
1.
Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat
mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas
2.
Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di
atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa
bosan
3.
Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari
dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang
sama dimana-mana, yaitu tidak menunjukkan minat atau memberi
perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas
4.
Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar
kelas, seperti : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan
keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang
5.
Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini
sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia
ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia
tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang
dipandangnya jauh lebih mampu dari ia sendiri
6.
Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan
sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini
merupakan satu jenis senjata untuk melawan
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan
selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau
pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat
diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik
atau berminat pada mata pelajaran itu. Dengan langkah-langkah itu minat siswa
terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh. JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara
untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
1.
Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang
menjadi sebab
2.
Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik
sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
3.
Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
4.
Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut
hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika
diajar oleh guru-guru lain
5.
Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar.
Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar
bagi anak
6.
Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau
tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat
dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah
Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau meningkatkan
minat belajar, dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam The Liang Gie 1995:132)
yang menyatakan bahwa untuk mendukung tumbuhnya minat belajar yang besar, perlu
dibangun oleh motif-motif tertentu dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif
penting yang dapat mendorong siswa untuk melakukan studi sebaik-baiknya, yaitu
:
1.
Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam
sekolah
2.
Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain
bidang studi
3.
Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
4.
Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman
5.
Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus
Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
juga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sebagai mana yang dikatakan
oleh Hamalik (dalam Arsyad Azhar 2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa
kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat belajar pada peserta
didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan psikologis
siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam penyajian materi
pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat merangsang
siswa untuk tertarik ikut serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan
keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan keluar
dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.
2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar